Surabaya (ANTARA) - Pasar Tunjungan yang berlokasi di Jalan Tunjungan, Kota Surabaya, Jawa Timur, saat ini kondisinya memprihatinkan, karena selain banyak kerusakan, juga sepi dan kumuh, bahkan kini juga telah beralih fungsi menjadi tempat hunian.
Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Surabaya John Thamrun di Surabaya, Rabu, mengatakan, pada saat melakukan inspeksi ke Pasar Tunjungan beberapa hari lalu, pihaknya melihat kerusakan pasar hampir terjadi di semua sudut ruangan, seperti atap jebol, plafon yang hancur dan dinding yang sudah keropos termakan usia.
"Bahkan ada beberapa orang yang tidur di area yang sudah disiapkan untuk rebahan. Ini kan secara tidak langsung menyiratkan jika pasar ini berubah fungsi," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, kondisi ini juga diperparah dengan munculnya banjir di lantai tiga saat musim hujan. Air dari lantai tiga merembes ke lantai satu dan dua melalui dinding-dinding bangunan.
"Kondisinya sangat tidak layak. Jika ini dibiarkan tanpa ada perbaikan fisik gedung Pasar Tunjungan, sangat membahayakan bagi pemilik stan yang masih bertahan di Pasar Tunjungan," ujarnya.
Menurut dia, dari sekitar 200 stan yang ada, saat ini hanya 15 pemilik yang bertahan. Untuk lantai satu kondisinya masih cukup ramai, hanya saja didominasi warung-warung kopi sebagai lokasi jujugan istirahat para pegawai kantor di sekitar.
Sedangkan di lantai dua, kondisinya lebih memprihatinkan lagi, karena hanya ada satu pemilik stan dengan sektor usaha lelang yang bertahan di sana. Ruangan lainnya sudah berantakan dan kotor karena ditinggalkan pemiliknya bertahun-tahun lalu.
Sampai ke lantai tiga, lantai tertinggi di pasar Tunjungan sangat memprihatinkan karena sudah tidak ada lagi sekat-sekat seperti pasar, melainkan yang ada hanya satu lantai luas yang kotor tidak terawat.
Politikus PDI Perjuangan ini memberikan beberapa catatan khusus kepada pengelola pasar yakni Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya. Ia menyesalkan pihak PD Pasar terkesan mengabaikan kondisi pasar, padahal para pedagang ini membayar retribusi bulanan.
"Dulu mereka juga beli stan ini tanpa batas waktu pemakaian. Ada yang beli seharga 6,5 kilogram emas di tahun 1979, ada yang beli harus jual rumah di Darmo Satelit, ada pula yang mengaku beli di tahun 2000-an seharga Rp400 juta," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, Komisi B DPRD Surabaya memastikan akan memanggil pihak-pihak terkait seperti Plt Dirut PD Pasar, Kabag Perekonomian Pemkot Surabaya dan Asisten II Bidang Perekonomian Sekkota Surabaya untuk mengurai masalah Pasar Tunjungan yang sudah berlarut ini.
Sementara itu, Kepala Pasar Tunjungan Hari mengaku jika dirinya sudah pernah mengajukan permohonan renovasi ke pihak direksi PD Pasar Surya. Hanya saja pengajuan tersebut belum membuahkan hasil.
"Terakhir itu renovasi tahun 2017. Tambal sulam seng-seng atapnya saja," ujarnya.
Namun, lanjut dia, pada tahun 2018 pihaknya pernah mengajukan renovasi Pasar Tunjungan, namun belum direalisasikan. "Mungkin karena tahun-tahun ini kondisi PD Pasar sedang susah," katanya.