Surabaya (ANTARA) - Banyak saluran air di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang saat ini mengalami pendangkalan akibat sedimentasi (pengendapan) lumpur, sehingga kondisi tersebut rentan menyebabkan banjir terutama saat memasuki musim hujan.
Kepala Bidang Pematusan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Syamsul Hariadi di Surabaya, Jumat, mengatakan, pihaknya saat ini rutin melakukan pengerukan saluran air di berbagai kawasan.
"Kegiatan bersih-bersih dilakukan, untuk mengembalikan kapasitas saluran sesuai fungsinya," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Satgas DPUBMP di sejumlah lokasi, ditemukan saluran air yang mengalami pendangkalan, akibat sedimentasi. Kondisi tersebut rentan menyebabkan banjir terutama saat memasuki musim hujan karena kapasitas saluran tak mampu menampung aliran air.
Syamsul mengemukakan, hingga Oktober 2019, volume sedimen, berupa tanah maupun sampah yang terkumpul mencapai 45 ribu dump truck. Satu dump truck, berisi 6 meter kubik, sehingga volume kerukan sekitar 270 ribu meter kubik.
"Kalau penuh, satu dump truck berisi 7 hingga 8 meter kubik. Kenapa diisi 6 meter kubik, khawatirnya kalau diisi penuh bisa membahayakan, sebab bisa tumpah di jalan. Makanya, ada space setengah meter lebih," jelasnya.
Ia menyebut sedimentasi saluran air diantaranya disebabkan oleh kondisi topografi Kota Surabaya yang datar, sehingga saluran air yang sebelumnya tingginya dua meter, akibat sedimentasi menjadi satu meter.
"Kapasitas yang harusnya terisi air, terisi sedimen lumpur maupun campuran sampah dan sebagainya. Dengan kegiatan pengerukan saluran, ketika hujan, jika sebelumnya berisi sedimen, kembali terisi air," terang Syamsul.
Dalam melakukan kegiatan pengerukan saluran, kata dia, DPUBMP menerjunkan sekitar 1.400 orang satgas, yang terbagi dalam lima rayon, masing-masing Surabaya Barat, Timur, Utara, Selatan dan Pusat. Dari jumlah satgas tersebut, sebanyak 370 orang bertugas sebagai operator alat berat, driver dan operator pompa.
Syamsul menyebutkan, pengerukan saluran menggunakan peralatan, mulai dari alat berat berupa eskavator serta dump truck. DPUBMP memiliki 63 eskavator dan 80 unit angkutan dump truck.
"Hasil kerukan akan dibuang ke tanah BTKD (Bekas Tanah Kas Desa), kalau mau digunakan untuk pembangunan lapangan. Agar biayanya tak terlalu tinggi, makanya kita uruk dengan sedimen, atasnya baru finishing dengan sirtu," jelasnya.
Selain pembangunan lapangan, kerukan saluran juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan taman.
Banyak saluran air di Surabaya alami pendangkalan, rentan banjir saat hujan
Jumat, 8 November 2019 12:47 WIB