Surabaya (ANTARA) - Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) membuat nugget dari daun kelor yang dinamakan "Nugget Kelor" sebagai alternatif makanan tambahan dalam memenuhi gizi untuk pertumbuhan anak.
Elda Silvana ditemui di kampus setempat, Rabu mengatakan, dia membuat nugget dari daun kelor itu bersama tujuh temannya yakni Ellen Rachmawati, Myrnawati Wijaya, Paramitha Khosuma, Inne Cipta, Nadya Christine, Rika Chandra, dan Fanes Ottong.
"Daun kelor mengandung protein yang tinggi, zat besi, kalsium, vitamin A, serta vitamin C yang tujuh kali lebih tinggi dari pada jeruk. Kelor juga kaya akan manfaat dan salah satunya sebagai antioksidan bagi tubuh dan bisa jadi solusi anak yang kesulitan makan sayur," ujarnya.
Elda Silvana menjelaskan alasan dibuatnya kreasi daun kelor menjadi nugget ini berawal dari tugas mata kuliah Obat Asli
Indonesia (OAI).
Pada mata kuliah ini, mahasiswa Fakultas Farmasi Ubaya diwajibkan untuk membuat kreasi olahan pangan dari tanaman rimpang atau kelor yang memiliki nilai kesehatan bagi masyarakat.
"Daun kelor memiliki kandungan protein serta vitamin yang tinggi dan baik untuk memenuhi gizi anak-anak. Akhirnya kami berkreasi membuat daun kelor menjadi nugget yang disukai oleh anak-anak, sekaligus sebagai alternatif makanan agar mereka mau mengonsumsi sayur," ucap Elda.
Selain mudah ditanam di pekarangan rumah, daun kelor, lanjut Elda juga murah dan mudah didapat.
Dia menjelaskan, proses pembuatan nugget tersebut cukup mudah. Daun kelor yang sudah dikeringkan dengan oven selama tiga menit, kemudian dipotong halus.
Setelah itu, daun kelor kering akan dicampurkan dengan daging ayam dan bahan-bahan opsional seperti telur, bawang merah, bawang putih, jagung, jamur kuping, dan wortel. Kemudian beri sedikit garam, merica, dan aduk hingga rata.
Kemudian tambahkan tepung maizena dan tepung tapioka. Masukkan adonan ke dalam cetakan loyang dan kukus hingga matang kurang lebih 35 menit.
"Setelah itu, Nugget Kelor yang telah dikukus dipotong-potong sesuai bentuk yang disukai anak-anak. Proses terakhir, hasil potongan dicelupkan ke dalam telur dan lumuri dengan tepung roti. Kemudian nugget siap untuk digoreng hingga matang," ujarnya.
Elda mengungkapkan, kesulitan yang dia alami waktu pembuatan adalah menentukan tekstur nugget agar tidak terlalu keras atau empuk ketika dikonsumsi.
"Kami berharap nantinya kreasi ini bisa dipraktikkan dan membantu ibu-ibu yang kesulitan memberikan makanan sayur kepada anak-anaknya," ucapnya.
Olahan pangan telah dikembangkan oleh warga Desa Bogo, Kecamatan Kapas, Bojonegoro untuk dijual dan diberikan kepada anak-anak Posyandu untuk membantu pertumbuhan serta perbaikan gizi anak. (*)