Kediri (ANTARA) - Aparat Kepolisian Resor Kota Kediri, Jawa Timur, mengevaluasi kembali penyelenggaraan pertandingan sepak bola di Stadion Brawijaya, Kediri, menyusul terjadinya bentrok suporter saat laga Liga 2 antara Persik melawan PSIM Yogyakarta, Senin (3/9) petang.
"Tentu kami akan evaluasi kembali terkait kegiatan pertandingan bila di kami (Stadion Brawijaya Kediri). Apabila suporter rawan terjadi keributan, sebaiknya tanpa suporter," kata Kapolresta Kediri AKBP Anthon Haryadi di Kediri, Selasa.
Polisi telah mengamankan 53 orang suporter yang semuanya dalam tahapan penyelidikan. Hingga kini, polisi belum menetapkan tersangka dalam perkara bentrokan tersebut.
Selain itu, polisi juga telah menyita sejumlah barang bukti di antaranya sabit, parang, berbagai onderdil sepeda motor, pisau pemotong, petasan, ketapel, kelereng, bahkan bom molotov. Terdapat sejumlah bom molotov berisi bahan bakar dengan sumbu kain siap dilempar. Bom itu berhasil diamankan polisi sebelum dilemparkan.
Sejumlah barang-barang hasil sitaan itu ditemukan di dalam mobil, yang setelah diselidiki mobil itu kendaraan rental. Namun, beberapa barang juga sengaja dibuang oleh para suporter demi menghilangkan jejak. Polisi bahkan mengamankan seekor kelinci yang ternyata diambil dari Taman Tirtoyoso Kota Kediri.
Baca juga: 53 suporter ditangkap setelah bentrok di Kediri
Baca juga: Bentrok suporter usai laga Persik vs PSIM, sejumlah penonton terluka
Kapolresta mengungkapkan pemicu bentrokan tersebut terjadi karena ada rasa tidak puas dengan hasil skor sehingga terjadi saling lempar. Polisi belum mengetahui dengan persis pihak mana yang melempar pertama kali.
"Fakta yang terjadi, teman-teman suporter PSIM di taman. Di situ kami temukan terjadi perusakan fasilitas taman hiburan tersebut," kata dia.
Di lokasi taman, diketahui enam unit CCTV hilang, dua mesin kasir rusak, uang parkir di laci sejumlah Rp1 juta hilang, tembok selatan jebol, dua unit CPU rusak, 20 rambu di taman rusak, pagar kolam renang rusak. Warung di depan taman milik warga juga rusak terbakar akibat lemparan bom molotov.
Bahkan, kaca koperasi di sekitar stadion juga pecah. Untuk kendaraan ada lima yang rusak, tiga unit di antaranya di SMA Brawijaya Kediri rusak dan terbalik. Di taman, terdapat 231 unit kendaraan sepeda motor, beberapa di antaranya mengalami kerusakan baik berat maupun ringan.
Polisi juga kesulitan mengusut pelaku perusakan, sebab CCTV dirusak massa. Petugas mengetahui terdapat CCTV, namun lokasinya jauh dari tempat parkir. Selain itu, lokasinya juga gelap, sehingga gambar tidak jelas terlihat.
Disinggung jumlah korban, Kapolresta mengatakan ada 26 orang suporter yang mengalami luka, di mana 14 di antaranya dari PSIM dan lainnya dari Persik Kediri. Mereka telah mendapatkan perawatan di rumah sakit dan kondisinya saat ini sudah lebih baik.
"Aparat juga ada tiga yang luka, kategorinya ringan semua. Untuk 26 orang tersebut (suporter) sudah kembali ke rumahnya dan tidak rawat inap. Untuk kerugian belum belum kita taksir, tapi pasti cukup banyak mungkin sampai ratusan juta rupiah," tuturnya.
Polisi hingga kini masih terus mengusut kasus tersebut. Polisi juga berjanji melakukan penegakan hukum dan yang pelaku akan mempertanggungjawabkan perbuatannya.