Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa aktivitas terkait penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sekolah juga mempengaruhi laju inflasi di kota itu.
"Juni dan Juli merupakan bulan anak sekolah karena pendaftaran sekolah dibuka pada bulan Juni dan hari pertama masuk sekolah pada bulan Juli. Bagi orang tua yang memiliki putra-putri yang mulai sekolah, hal ini memberikan tekanan yang cukup besar dalam pengeluaran. Tentu saja hal ini dapat mempengaruhi laju inflasi di Kota Kediri," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Kediri Enny Endarjati di Kediri, Kamis.
Ia mengatakan pemkot sudah memahami hal ini sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah telah membuat beberapa kebijakan di bidang pendidikan, di antaranya seragam gratis untuk SD dan SMP, subsidi BBM untuk angkot gratis, bus sekolah gratis dan bantuan pendidikan untuk mahasiswa berprestasi yang kurang mampu.
"Itu semua merupakan kebijakan yang kami upayakan agar para orang tua tidak terlalu terbebani dengan biaya pendidikan putra-putrinya. Harapannya, kendati SMA/SMK menjadi wewenang provinsi, pendidikan tingkat SMA/SMK tetap mendapat perhatian dan dukungan seperti SD dan SMP," ujar dia.
Enny menjelaskan angka inflasi Kota Kediri pada bulan Juni sebesar 0,08 persen. Angka tersebut sedikit di atas angka inflasi pada Mei sebesar 0,05 persen.
Inflasi Kota Kediri pada bulan Juni tersebut lebih rendah dari angka inflasi Provinsi Jawa Timur dan nasional sebesar 0,13 persen dan 0,55 persen. Bila dilihat dari data pada tahun sebelumnya, penyumbang inflasi pada Juni dan Juli berasal dari kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, terutama pendidikan tingkat menengah dan perguruan tinggi.
Namun berkat kewaspadaan TPID Kota Kediri yang berkaca pada tahun lalu, inflasi pada Juni tidak berasal dari kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, melainkan dari kelompok angkutan antarkota.
"Pesan dari pak Wali Kota kepada cabang dinas provinsi dan dewan pendidikan untuk meringankan biaya pendidikan di Kota Kediri. Diharapkan untuk biaya-biaya seperti uang gedung dan tarikan yang dirasa memberatkan agar diperhatikan dan membayarnya bisa bertahap, sehingga bisa meringankan beban orang tua," kata dia.
Kepala BPS Kota Kediri Agus Puji Raharjo mengatakan inflasi di Kota Kediri masih tergolong stabil. Untuk inflasi bulan Juni termasuk terendah di Jawa Timur dibanding kota-kota inflasi lainnya.
Untuk inflasi bulan Juni sebagian besar disebabkan oleh kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,46 persen, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,32 persen. Sementara untuk bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,47 persen.
"Saya bangga dengan TPID Kota Kediri yang sselalu melakukan antisipasi. Data historis menyatakan bahwa pada bulan Juni akan terjadi inflasi. Maka TPID akan membuat kiat-kiat untuk mengendalikan inflasi," ujarnya.
Agus menambahkan ada beberapa hal yang perlu diwaspadai di Bulan Juli 2019. Pertama, kewaspadaan ketersediaan bahan makanan yang memiliki kecenderungan naik karena stok pasar berkurang. Kedua, kenaikan cukai di tahun 2019 berimbas terhadap harga rokok setiap bulannya. Ketiga, tarif pendidikan seperti SPP dan daftar ulang khususnya perguruan tinggi naik di setiap penerimaan mahasiswa baru.
Sementara itu, Kepala Perwakilan (KP) Bank Indonesia (BI) Kediri Musni Hardi mengatakan inflasi Kota Kediri terendah di Jawa Timur. Selain itu, TPID Provinsi telah menyepakati sasaran inflasi untuk bahan makanan rangenya 1,9 - 2,9 persen.
"Supaya inflasi bahan makanan di Provinsi Jawa Timur terjaga diharapkan inflasi bahan makanan di Kota Kediri harus pada range tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut, Musni Hardi menyebutkan akan ada beberapa komoditas bahan makanan yang harus diwaspadai karena mulai mengarah ke inflasi. Komoditas-komoditas tersebut antara lain, beras, daging dan telur ayam serta cabai.
Pada Juli 2019, risiko utama yang perlu mendapat perhatian adalah momen liburan sekolah dan tahun ajaran baru serta ekspektasi kenaikan pendapatan RT. Namun demikian, tertahan oleh kembali normalnya konsumsi masyarakat pasca HBKN, dan kembali normalnya distribusi komoditas pangan serta adanya upaya pengendalian TPID Kota Kediri yang efektif diharapkan dapat mengurangi tekanan inflasi Juli 2019.