Ribuan warga dari berbagai daerah antre untuk mendapatkan satu porsi ketupat cokelat dalam Lebaran Ketupat yang dibagikan di lokasi wisata "Kampung Coklat" Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
"Saya antre. Saya mencoba makan, dan rasanya gurih, manis. Lain ketimbang ketupat pada umumnya," kata Nana, salah seorang pengunjung asal Kediri saat berkunjung ke lokasi wisata itu di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Rabu.
Hal demikian juga dikatakan oleh Ana, pengunjung asal Blitar. Ia sengaja datang ke tempat ini untuk berwisata sekaligus ingin ikut Lebaran Ketupat. Ia mencicipi menu ketupat cokelat yang disajikan oleh pengelola di tempat ini secara gratis.
"Bumbunya sangat pas dan enak. Ketupat cokelat ini sedap, sama seperti ketupat pada umumnya, tapi ada rasanya cokelat-cokelat begitu," tambah dia.
Sementara itu, pemilik usaha "Kampung Coklat" Kholid Mustofa mengatakan pihaknya sengaja mengadakan ketupat massal, demi melestarikan tradisi. Ia juga ingin generasi muda memahami dan mengenal tradisi ini.
"Antara Islam dan tradisi harus kita hormati. Kami tidak tinggalkan budaya Jawa dan anak-anak nanti bisa mengerti bahwa kita berdiri di tanah Jawa ini dan menganut Islam sebagai agama dan kepercayaan kita," kata dia menjelaskan.
Ia menambahkan, dalam kegiatan itu panitia menyediakan sekitar 4.000 porsi.
Untuk menyediakan itu panitia telah menyiapkan beras hingga 2 kuintal serta 25 kilogram coklat yang kemudian diolah menjadi ketupat. Bahan-bahan itu dicampur menjadi satu, dimasak sehingga warnanya menjadi cokelat.
Kholid juga berharap ke depan usaha yang dikelola ini bisa semakin maju dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Warga bisa mendapatkan berkah, misalnya bekerja.
"Di dunia ini tidak lepas dari lanang dan wadon (laki-laki dan perempuan) dan kami berharap akan berkembang, berkah, tumbuh, tambah besar dan semakin memberikan manfaat yang lebih banyak. Tidak usah ragu dan sungkan bahwa budaya jawa adalah 'adiluhung' dan kepercayaan tidak berubah, ke Al-Quran dan hadist," kata dia.
Sebelum disajikan, ketupat yang dibentuk menyerupai gunungan itu diarak keliling kampung menggunakan mobil. Rombongan lalu berhenti di depan wisata "Kampung Coklat" Blitar, dan disambut dengan selawatan dibawa ke dalam lokasi wisata.
Setelah berdoa bersama, ketupat lalu dibelah menjadi dua bagian, disajikan bersama dengan sayur dan lauk ayam. Semua ketupat dibagikan secara gratis pada warga di lokasi wisata.
Selain itu, pemilik juga membagikan cokelat gratis. Warga berebut ketika cokelat itu diberikan. (*)
Video Oleh Asmaul Chusna