Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Satuan Lalu Lintas Polres Tulungagung mencatat peningkatan jumlah kecelakaan lalu lintas selama pelaksanaan Operasi Ketupat Semeru 2025, dengan total 19 kasus dalam periode 22 Maret hingga 8 April 2025.
Kasatlantas Polres Tulungagung, AKP Taufik Nabila, di Tulung Agung, Kamis, mengatakan jumlah tersebut naik dibanding tahun sebelumnya yang mencatatkan 18 kasus
Dia menyebutkan dari seluruh kejadian tersebut, tiga orang meninggal dunia dan 46 lainnya mengalami luka ringan.
Sementara pada periode yang sama tahun 2024, korban meninggal tercatat dua orang.
“Memang ada sedikit peningkatan dari sisi jumlah kasus maupun korban jiwa, tapi secara umum angka ini masih tergolong rendah,” kata Taufik.
Ia menjelaskan lonjakan kasus disinyalir berkaitan dengan meningkatnya volume kendaraan selama masa libur Lebaran.
Menurut dia, kepadatan lalu lintas kendaraan terpantau di sejumlah titik rawan yang menjadi perhatian petugas.
Lima lokasi "trouble spot" atau titik kepadatan tertinggi tercatat di simpang tiga Jalur Lintas Selatan (JLS), simpang tiga Bandung, simpang tiga Jetaan, simpang empat Cuiri, dan jalan raya Ngantru.
“Mayoritas kecelakaan terjadi di wilayah perkotaan, namun untuk tiga korban jiwa, seluruhnya terjadi di wilayah pinggiran,” ujarnya.
Taufik juga mencatat adanya pergeseran titik kepadatan dibanding tahun sebelumnya.
Jika pada 2024 arus padat terjadi di sekitar Jembatan Lembu Peteng dan Jembatan Ngujang 1, kata dia, pada tahun ini justru bergeser ke simpang tiga Jetaan dan simpang empat Cuiri.
Menurut dia, fenomena ini terjadi karena banyak pengendara memilih jalur alternatif guna menghindari kemacetan di pusat kota.
“Namun justru kepadatan berpindah ke simpang Jetaan dan Cuiri,” katanya.
Dia mengatakan Polres Tulungagung melakukan evaluasi dan pemetaan ulang titik rawan kecelakaan sebagai bagian dari persiapan pengamanan arus balik dan kegiatan mudik pada masa libur keagamaan mendatang.