Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Timur menggelar Operasi Ketupat Semeru yang berlangsung selama 13 hari untuk mengamankan arus mudik dan balik Lebaran 2025.
Kapolda Jatim, Komjen Pol. Imam Sugianto, dalam rapat koordinasi lintas sektoral di Gedung Mahameru Mapolda Jatim, Kamis, menegaskan bahwa operasi ini mengedepankan prinsip kemanusiaan untuk melindungi keselamatan pemudik maupun masyarakat di wilayah Jawa Timur.
“Kami berkomitmen untuk mengamankan arus mudik dan balik Lebaran agar masyarakat dapat melakukan perjalanan dengan aman dan nyaman,” ujarnya.
"Sebanyak 15.231 personel gabungan dari Polri, TNI, dan instansi terkait dikerahkan guna memastikan kelancaran perjalanan masyarakat," ujarnya.
Sebaran personel meliputi 9.200 anggota Polri, 1.404 personel TNI, serta 4.627 personel dari instansi lain. Mereka akan ditempatkan di 149 Pos Pengamanan, 41 Pos Pelayanan, serta 13 Pos Terpadu yang tersebar di berbagai titik strategis.
Beberapa lokasi yang diidentifikasi sebagai titik rawan kemacetan antara lain Mengkreng, Kedung Mulyo, jalur wisata Malang-Batu, Magetan, Pasuruan, serta pintu masuk tol. Petugas akan disiagakan untuk mengurai kepadatan lalu lintas.
Selain itu, rest area di sepanjang jalur tol juga menjadi fokus pengawasan guna mengantisipasi kecelakaan di titik-titik rawan.
Pemerintah pusat turut mendukung kelancaran mudik Lebaran dengan menerapkan empat kebijakan, yakni penurunan harga tiket pesawat sebesar 12–13 persen, pemotongan tarif tol dan transportasi umum, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pekerja di sektor swasta, BUMN, dan BUMD, serta bonus hari raya bagi pengemudi ojek daring.
Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi, Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Perhubungan, dan akademisi, jumlah pemudik Lebaran tahun ini diperkirakan mencapai 146,48 juta orang atau 52 persen dari total penduduk Indonesia. Jawa Timur menjadi daerah asal pemudik terbesar dengan 21,6 juta orang serta tujuan mudik kedua terbanyak dengan 27,3 juta orang.
Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-4 hingga H-2, sementara arus balik diperkirakan mencapai puncaknya pada H+4 dan H+5.
Dalam aspek keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), Polda Jatim telah memetakan berbagai potensi gangguan, termasuk ancaman terorisme, kelangkaan bahan pokok, antrean BBM, kejahatan konvensional, konflik buruh, balapan liar, penyalahgunaan narkoba dan petasan, konflik antar perguruan silat, kecelakaan di perlintasan kereta api, serta bencana meteorologi.
Untuk mengantisipasi potensi gangguan tersebut, Polda Jatim berkoordinasi dengan Kodam V Brawijaya, satuan wilayah (Satwil), Kodim, serta berbagai pemangku kepentingan terkait dalam Operasi Ketupat Semeru 2025.
Polda Jatim juga akan meningkatkan kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) mulai 20 Maret 2025 serta menggelar apel pasukan di halaman Kodam V Brawijaya.