Kediri (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Kantor Cabang Kediri, Jawa Timur mengungkapkan pengambilan klaim jaminan hari tua (JHT) mendekati Lebaran 2019 ini semakin meningkat.
"Klaim pengambilan jaminan hari tua mendekati Lebaran ini mengalami peningkatan signifikan. Biasanya 25 orang, kemarin setiap hari sudah sekitar 100 orang," kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Kediri Agus Suprihadi, di Kediri, Jumat.
Ia mengatakan, sebenarnya jika jaminan hari tua tidak diambil akan lebih bermanfaat karena bunga yang ditawarkan juga lebih tinggi ketimbang bunga bank. Selain itu, jika disimpan tidak akan dikenai pajak dan administrasi.
"Bunga lebih tinggi dari bunga bank, tidak ada pajak, tidak ada administrasi, otomatis bunga berkembang. Jika aktif, saldo dikembangkan, bunga iuran juga dikembangkan," kata dia lagi.
Namun, ia juga mengatakan untuk pengambilan jaminan hari tua tersebut memang harus melalui prosedur dan tidak bisa seenaknya seperti mengambil saldo uang lewat anjungan tunai mandiri (ATM).
"Bank lewat ATM sewaktu-waktu bisa diambil, kalau di kami ada aturannya. Selesai bekerja (pensiun, Red) dibuktikan lalu bisa diambil, jika masih aktif tidak bisa," kata dia pula.
Selain itu, ia menambahkan, dari sisi pembayaran klaim jaminan di Kediri pada tahun 2018 mencapai Rp125,9 miliar dan tahun 2019 sampai dengan Mei 2019 mencapai Rp58,4 miliar.
Agus mengatakan, pada 2019 ini sampai dengan bulan Mei pembayaran klaim jaminan hari tua (JHT) mencapai 4.712 kasus, jaminan kecelakaan kerja (JKK) sebanyak 273 kasus, jaminan kematian (JKM) sebanyak 94 kasus, dan jaminan pensiun (JP) sebanyak 1.246 kasus.
"Selama 2019 ini terdapat 6.325 tenaga kerja yang mengajukan klaim BPJS Ketenagakerjaan Kediri, artinya jika dirata-ratakan ada 42 tenaga kerja setiap hari yang mengalami risiko sosial dengan jumlah jaminan yang kami bayarkan mencapai Rp388 juta setiap harinya," kata dia lagi.
Sedangkan, secara nasional per April 2019, dana kelolaan BPJS TK telah mencapai Rp386,5 triliun. Angka ini meningkat 17 persen dari periode yang sama di 2018.
BPJS TK juga telah berhasil membukukan hasil investasi sebesar Rp9,24 triliun, dengan yield on investment (YOI) mencapai 7,37 persen.
Adapun aset lokasi dari dana kelolaan tersebut yaitu 60 persen pada surat utang, 19 persen saham, 10 persen pada deposito, 10 persen pada reksadana, dan 1 persen pada investasi langsung.
Pemanfaatannya, katanya pula, juga ada layanan tambahan dalam bentuk program kepemilikan rumah melalui KPR dengan bunga spesial bagi peserta BPJS TK. Hingga April 2019, secara nasional total sudah digelontorkan untuk bantuan KPR bagi peserta sebanyak Rp804,4 miliar bagi 3.656 rumah.
Ia menambahkan, banyak manfaat pekerja yang ikut program BPJS Ketenagakerjaan. Diharapkan, para pemilik usaha yang belum mendaftarkan karyawannya ikut program BPJS Ketenagakerjaan, segera diikutkan karena itu merupakan hak.
"Semoga dengan adanya kepastian perlindungan yang diberikan oleh negara melalui BPJS Ketenagakerjaan, dapat sedikit mengurangi beban para pekerja yang mengalami risiko-risiko sosial," kata Agus pula.