Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyarankan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) melakukan blusukan ke desa-desa untuk melakukan pendampingan terhadap Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Ini bagian dari sinergi dan membantu program-program Pemprov Jatim dalam menurunkan angka kemiskinan terutama di pedesaan," ujarnya di sela peringatan HUT ke-44 IWAPI yang diselenggarakan DPD IWAPI Jatim di Surabaya, Senin.
Ia menjelaskan bahwa angka kemiskinan di pedesaan di Jatim menjadi yang paling tinggi di Pulau Jawa, yakni 15,1 persen atau jauh di atas rata-rata nasional.
Menurut dia, IWAPI bisa mengajak kepala keluarga perempuan yang kurang mampu terutama di pedesaan untuk ikut program pemberdayaan ekonomi, kemudian diberikan pelatihan atau pendampingan dalam bidang kewirausahaan.
Selain itu, mantan menteri sosial itu berharap IWAPI ikut menyisir masyarakat di pedesaan terutama yang belum mengikuti program Kejar Paket, A, B maupun C.
"Sebab, program penurunan angka kemiskinan salah satunya bisa dilakukan melalui pendidikan yang merupakan hal paling dasar," ucap Khofifah.
Dengan memperbaiki kualitas pendidikan, kata dia, maka angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim juga akan naik, ditambah saat ini masuk pada era revolusi industri 4.0 yang diharuskan mampu meningkatkan daya saing.
Gubernur perempuan pertama di Jatim juga berharap IWAPI dapat terus memberikan dedikasi terbaiknya bagi Jatim, terutama dalam penguatan ekonomi digital.
"Jadi, semua harus ikut hadir menjadi bagian yang menyiapkan agar pertumbuhan ekonomi bisa lebih seimbang, terutama di era digital saat ini," kata orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Di sisi lain, Ketua Umum DPP IWAPI Anita Dyah Prihapsari mengimbau para pengusaha wanita untuk segera membuka toko "online", terlebih pihaknya telah bekerja sama dengan beberapa "market place" seperti blibli.com, tokopedia dan lainnya.
"Ini akan mempengaruhi biaya operasional dan dapat mempermudah pemasaran produk yang dijual," katanya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa di tengah era globalisasi dan revolusi industri para pengusaha wanita harus terus berinovasi serta memiliki daya saing.
"Sekarang semua semua serba 'online', mulai dari sistem keuangan secara teknologi pemasarannya. Yang pasti, IWAPI terus memotivasi perempuan Indonesia untuk berwirausaha," katanya. (*)