Jombang (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat provinsi itu untuk meneladani sosok Presiden ke-4 RI K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Gubernur mengatakan Gus Dur menjadi sosok pahlawan kemanusiaan jauh sebelum diberikan gelar Pahlawan Nasional pada November 2025. Hal itu diungkapkannya saat Haul ke-16 Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
"Semoga kita bisa mengikuti jejak keteladanan dan sisi kekuatan keikhlasan beliau dan referensi kemanusiaan beliau. Meneladani Gus Dur dalam merawat keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan," katanya dalam keterangan yang diterima, Kamis.
Khofifah mengungkapkan tentang kedekatannya dengan almarhum Gus Dur semasa hidupnya. Gus Dur, lanjutnya, pernah berpesan bahwa ketika beliau wafat di batu nisannya beliau ditulis The Humanist Died Here dan sekarang menjadi The Humanist Rest Here.
"Gus Dur bukan hanya seorang Bapak Pluralisme, tapi juga Bapak Kemanusiaan. Maka, Gus Dur hadir dan melekat di hati manusia apapun agamanya, daerahnya, organisasinya. Gus Dur hidup di hati manusia dimana-mana," kata dia.
Gubernur menambahkan keberadaan Gus Dur di hati bangsa dan seluruh umat Indonesia merupakan bukti nyata pertemuan hati dengan kekuatan keikhlasan yang dicontohkannya.
"Hati kita melekat pada sosok perjuangan, pikiran dan keteladanan bagi sangat banyak sisi kehidupan kemanusiaan Gus Dur," kata dia.
Sepeninggal Gus Dur, kata dia, telah memberikan social capital luar biasa, bukan hanya bagi Jatim dan Indonesia, tapi juga kepada dunia.
Sementara itu, putri Gus Dur, yakni Yenny Wahid yang juga hadir dalam haul tersebut juga mengutarakan kekagumannya kepada sosok ayah sekaligus putra bangsa kebanggaan Indonesia.
"Kami meyakini bahwa keteladanan, keikhlasan yang dimiliki Gus Dur merupakan alasan utama bagaimana Gus Dur masih sangat dicintai oleh masyarakat dari berbagai kalangan hingga saat ini," ujarnya.
Ia mengungkapkan saat Gus Dur masih hidup, ia sering membandingkan Gus Dur dengan pemimpin dunia lainnya, termasuk tokoh besar Indonesia.
Ia mengaku merasa heran. Bahkan, saat ayahnya meninggal dunia sampai sekarang banyak orang yang ziarah ke makamnya.
Dari hasil pengamatannya, Yenny menyebut bahwa Gus Dur istimewa, karena beliau orang yang ikhlas berjuang untuk kepentingan orang lain, terutama orang yang terdzalimi. Bahkan, Gus Dur selalu paling depan membela mereka.
Gus Dur, kata dia, tidak punya pondok pesantren yang besar, tapi banyak membantu pondok pesantren.
Menurut dia, Gus Dur berjuang bukan untuk mendapatkan posisi, melainkan karena keikhlasannya.
Hal ini, kata dia, juga sesuai dengan ajaran dari sang kakek, K.H. Hasyim Asy'ari bahwa mendirikan NU bukan untuk mencari posisi, mencari uang.
NU, tambah dia, kaya karena keikhlasan dari para ulama, keikhlasan dari para jamaah. NU itu kuat, karena ada aset yang tidak kelihatan. Uang itu aset yang kelihatan, bisa dipegang. Tapi ini (ikhlas) tidak kelihatan dan hal ini kekayaan luar biasa, keikhlasan dari seluruh anggotanya.
"Saya rasa kenapa NU sekarang masih besar, menjadi organisasi Islam terbesar, karena ulama ikhlas terus menyebarkan ilmu di tengah masyarakat. Karena umatnya ikhlas dan terus syiar menyebarkan ajaran Islam," kata dia.
Turut hadir dalam Haul Ke-16 Gus Dur, yakni Wakil Menteri Agama RI Dr. K.H. Romo R. Muhammad Syafi'i, putri bungsu Gus Dur Inayah Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang K.H. Abdul Hakim Machfudz, jajaran Forkopimda Jatim serta ribuan masyarakat dari berbagai daerah.
