Surabaya (ANTARA) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyerahkan prototype atau purwarupa sistem penggerak trem listrik kepada PT Industri Kereta Api (INKA) di kampus setempat, Jumat, sebagai bagian kerja sama kedua institusi tersebut.
Rektor ITS Prof Joni Hermana menyerahkan prototype kepada PT INKA yang diwakili Direktur Teknologi dan Komersial PT INKA Ir Agung Sedaju.
Dalam sambutannya, Prof Joni menyampaikan apresiasinya kepada tim engineer ITS dan percaya jika hasil kerja dari Pusat Unggulan Iptek Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI-SKO) ITS tidak akan mengecewakan.
"Inovasi ini membuktikan bahwa sebenarnya kita (bangsa Indonesia) mampu berinovasi dalam bidang teknologi tinggi. Saya berharap teknologi yang akan diimplementasikan oleh PT INKA ini akan benar-benar bermanfaat," kata Guru Besar Teknik Lingkungan ITS itu.
Direktur Teknologi dan Komersial PT INKA Agung Sedaju mengatakan, jika secara keilmuan PT INKA mungkin tidak mampu menyelesaikan sistem penggerak tersebut, sehingga memutuskan bekerja sama dengan ITS.
"Melalui kerja sama riset ini diharapkan pengembangan produk dalam negeri, khususnya terkait dengan komponen-komponen kendaraan listrik, menjadi semakin andal dan teruji," kata Agung.
Dia mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada tiga kota di Indonesia yang tertarik untuk menggunakan trem listrik buatan INKA, yakni Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang.
Sementara itu, Direktur Eksekutif PUI-SKO ITS Dr Muhammad Nur Yuniarto mengatakan, proyek yang menghabiskan waktu selama enam bulan itu merupakan satu langkah ke depan dari para engineer ITS dalam bidang pembuatan sistem penggerak.
Sebelumnya, kata Nur, sistem penggerak yang diproduksi tim engineer ITS hanya mampu menghasilkan daya maksimum sekitar 100 kiloWatt (kW), sedangkan sistem penggerak baru ini diklaim mampu menghasilkan daya sebesar 150 sampai 300 kW.
"Jika dilihat dari daya yang dihasilkan, sistem ini merupakan sistem penggerak terbesar yang pernah dibuat di Indonesia," ujar dosen Teknik Mesin ITS ini.
Ketua Tim Engineer ITS Yoga Uta Nugraha, yang merancang sistem penggerak ini, menjelaskan bahwa sistem ini terdiri motor listrik dan controller. Alat ini tersusun dari enam motor listrik dengan tipe Axial Brushless DC Motor.
"Sistem pendinginan yang digunakan adalah direct cooling on stator yang sangat bagus untuk menjaga suhu motor listrik, sehingga tetap pada performa dan efisiensi terbaik," ujarnya.
Mahasiswa yang akrab disapa Uta ini menuturkan, alat yang dirancang sejak Agustus 2018 itu menggunakan dua pengontrol (controller) dengan konfigurasi satu pengontrol pada setiap tiga motor listrik. Dengan kemampuan programmable controller, maka sangat mudah untuk melakukan penyesuaian daya pada saat diaplikasikan pada trem listrik.
Proses pembuatan sistem ini sempat menghadapi kendala, yaitu ada beberapa komponen yang tidak diproduksi oleh PUI-SKO ITS, sehingga harus menunggu untuk dibuatkan oleh pabrik di luar ITS. Hal tersebut mengakibatkan pembuatan sistem ini mengalami keterlambatan dari rencana awal.
"Meskipun demikian, kami merasa senang karena akhirnya sistem ini berhasil dirampungkan," ucap Uta.(*)
ITS serahkan "prototype" sistem penggerak trem listrik ke PT INKA
Jumat, 8 Maret 2019 19:27 WIB
Inovasi ini membuktikan bahwa sebenarnya kita (bangsa Indonesia) mampu berinovasi dalam bidang teknologi tinggi