Bojonegoro (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan kerugian banjir luapan Bengawan Solo yang melanda 48 desa di 10 kecamatan mencapai Rp1 miliar lebih, dengan kerugian terbesar rusaknya tanaman padi.
"Kerugian banjir luapan Bengawan Solo terbesar karena ada tanaman padi seluas 1.594 hektare yang terendam air banjir," kata Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Bojonegoro Yudi Hendro, di Bojonegoro, Kamis.
Dari data yang diterima BPBD menyebutkan tanaman padi yang terendam air banjir itu, sebagian besar di sejumlah desa di Kecamatan Baureno, dan Trucuk, selain kecamatan lainnya.
Sebanyak 48 desa yang dilanda luapan Bengawan Solo yang sekarang ini masih berlangsung dengan status siaga kuning tersebar di Kecamatan Kalitidu, Kota, Balen, Trucuk, Kanor, Dander, Padangan, Ngraho, dan Baureno.
"Kerugian banjir kemungkinan masih berkembang, sebab belum seluruh kecamatan yang daerahnya dilanda banjir melapor," ucapnya.
Ia mencontohkan pagi tadi ada sebuah rumah yang berfungsi sebagai warung di Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, hanyut terbawa banjir, karena lokasinya ditepi sungai.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, yang dimintai konfirmasi menjelaskan tidak ada warga yang terdampak banjir luapan Bengawan Solo, mengungsi kecuali sekitar 10 warga Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, yang mengungsi akibat genangan banjir air hujan.
Sebanyak 10 warga Desa Sukorejo, mengungsi di gedung pertemuan Desa Sukorejo, sejak sehari lalu. "Tapi pagi tadi warga yang mengungsi di gedung pertemuan Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, sudah kembali ke rumahnya," ucap Yudi menambahkan.
Menurut Nadif, BPBD menyediakan lokasi pengungsian, antara lain, di gedung Ebaga di Kecamatan Trucuk, gedung Serbaguna di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, juga tempat lainnya.
"Sampai hari ini tidak ada warga yang mengungsi di tempat pengungsian yang disediakan," ucapnya.
Data dari Perum Jasa Tirta (PJT) I Subdivisi ASA III/3 Bojonegoro menyebutkan ketinggian air di taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, mulai surut, tapi masih siaga kuning dengan ketinggian 14,36 meter pukul 16.00 WIB.
Ketinggian air Bengawan Solo di TBS itu, turun 3 centimeter dibandingkan dengan 1 jam sebelumnya, namun ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu dalam waktu bersamaan masih naik mencapai 27,44 meter.
"BPBD tetap meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi banjir luapan Bengawan Solo. Sebab dilaporkan ketinggian air Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, hari ini sempat masuk siaga merah, meskipun sekarang sudah mulai turun," kata Nadif menjelaskan. (*)