Lumajang (ANTARA) - Aparat Kepolisian Resor Lumajang akan menyelidiki kaus perusakan patung Padmosari milik umat Hindu di tiga titik di Desa Argosari, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Polsek Senduro yang mengetahui kejadian itu dibantu anggota dari Polres Lumajang turun langsung ke tempat kejadian rusaknya patung Padmosari," kata Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban saat dikonfirmasi di Lumajang, Selasa.
Menurutnya, media sosial digemparkan dengan berita perusakan simbol agama Hindu di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Namun, patung yang dirusak bukanlah patung yang berada di Pura Mandara Giri, tetapi patung Padmasari yang berada di pinggir jalan.
"Setelah di cek silang secara langsung, memang benar telah terjadi perusakan patung di tiga tempat yang berbeda, yakni di dekat Jembatan Jurang gedok Jalan Desa Argosari, di tikungan di Jalan Desa Argosari, dan di simpang tiga Bakalan di Jalan Desa Argosari.
"Secara tegas saya katakan bahwa perusakan itu tak ada keterkaitanya dengan unsur SARA," tuturnya.
Ia sangat mengimbau kepada umat Hindu untuk menahan diri dan tidak terprovokasi atas kejadian tersebut, karena memang hanya dilakukan orang-orang iseng yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, meskipun agama Hindu adalah agama minoritas di Kecamatan Senduro, faktanya selama ini tidak pernah ada penolakan kegiatan peribadatan di Desa Argosari.
"Saya berjanji untuk berusaha mengungkap pelaku perusakan patung Padmasari itu. Saya tidak ingin masalahnya dipelintir oleh orang-orang tak bertanggung jawab," ucapnya.
Kepala Desa Argosari Ismail mengatakan, tidak ada permasalahan antarwarganya yang berbeda keyakinan dan menduga perusakan itu kemungkinan ulah orang iseng.
"Warga saya tidak pernah berseberangan masalah kegiatan umat Hindu di wilayah Senduro dan saya sebagai kepala desa akan bertanggung jawab atas kejadian itu, sehingga segera akan kami perbaiki kembali bersama masyarakat Desa Argosari," tuturnya.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Lumajang Edy Sumianto mengatakan bahwa umat Hindu di Lumajang akan bersabar dan menahan diri serta melimpahkan segala urusan ke pihak yang lebih berwenang.
"Ini bukanlah sebuah penolakan terhadap kegiatan peribadatan umat Hindu. Saya yakin ini adalah orang iseng semata, kami tak pernah berkonflik dengan masyarakat Argosari selama ini," ujarnya.
Ia mengaku juga sudah berkomunikasi langsung dengan Kepala Desa Argosari dan Kapolsek Senduro terkait kasus tersebut. (*)