Madiun (Antaranews Jatim) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun, Jawa Timur mencatat jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah setempat hingga pertengahan Februari tahun 2019 telah mencapai 682 orang.
Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit, Dinkes Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo, Senin mengatakan, jumlah tersebut terus bertambah setiap tahunnya sejak ditemukan pertama di tahun 2002. Bahkan, sepanjang dua bulan terakhir di awal tahun 2019, tercatat ditemukan 11 orang positif terjangkit HIV/AIDS.
"Dari jumlah 682 itu, sebanyak 295 di antaranya sudah kategori AIDS. Sisanya, sebanyak 387 orang merupakan penderita HIV," ujar Agung Tri Widodo kepada wartawan.
Adapun faktor penyebab penularannya paling banyak, adalah karena hubungan seks bebas. Selain itu juga tidak menggunakan narkoba karena penggunaan jarum suntik narkoba secara bergantian masih menyumbang kasus penularan HIV/AIDS.
Menurut dia, penderita HIV/AIDS di Kabupaten Madiun tersebut tersebar di 15 kecamatan yang ada. Mereka juga berasal dari berbagai kalangan, baik pekerja swasta, ibu rumah tangga, wanita pekerka seks komersial, dan bahkan anak-anak.
Guna mencegah penyebaran HIV/AIDS, pihaknya gencar melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat Ngawi tentang bahayanya penyakit AIDS. Dinkes juga menggandeng instansi dan komunitas peduli AIDS untuk memerangi HIV/AIDS.
Sisi lain, penyebaran informasi tentang pencegahan dan bahaya HIV/AIDS juga intensif digaungkan secara terus-menerus.
Adapun, guna menekan angka kematian akibat HIV/AIDS, dibutuhkan upaya deteksi dini. Mereka yang terindikasi terjangkit, diwajibkan mengonsumsi obat antiretroviral (ARV).
"Hal itu untuk mencegah penyebaran virus.? Sehingga tidak sampai ke stadium parah," kata Agung Tri Widodo.
Upaya lain, lanjut dia, adalah melakukan layanan "voluntary counselling and testing" (VCT) ke lokasi-lokasi yang ditengarai menjadi tempat praktik prostitusi. Juga pengecekan langsung ke lingkungan yang terdapat orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Tes VCT juga berlaku bagi ibu hamil. Hal itu untuk penanganan sebaran HIVAIDS dari ibu ke janin yang dikandung. Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan jumlah temuan baru HIV/AIDS di Madiun dapat ditekan. (*)