Madiun (ANTARA) - Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menemukan 64 kasus baru penderita HIV/AIDS di wilayah setempat selama Januari hingga November 2021.
Pengelola Program dan Keuangan KPAD Kabupaten Madiun Lenny Dwi Ambarsari di Madiun, Sabtu, mengatakan jumlah temuan kasus baru selama 2021 tersebut menurun jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.
"Sesuai data, pada tahun 2020 ada 93 temuan kasus baru dan tahun 2019 sebanyak 120 kasus," ujarnya.
Menurut dia, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Madiun terus bertambah dari tahun ke tahun.
Bahkan, kasus HIV/AIDS di wilayahnya merupakan fenomena "gunung es", mengingat kasus yang terungkap hanyalah bagian luarnya, sedangkan fakta kasus di dalamnya yang belum terungkap masih sangat banyak.
Hal itu membuat kasus temuan baru HIV/AIDS di Kabupaten Madiun terus terjadi setiap tahunnya.
Pihaknya sangat memahami sebab untuk mendeteksi kasus HIV/AIDS dibutuhkan kesadaran dari penderitanya untuk bersedia melakukan pemeriksaan. Bahkan, banyak kasus tak terdata oleh KPAD setempat.
Sesuai data, sejak 2002 hingga November 2021 ini, total tercatat sebanyak 957 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Madiun. Dalam kurun 20 tahun itu, 321 ODHA meninggal dunia, yang mayoritas penderita adalah pekerja swasta.
Lenny menjelaskan faktor penyebab penularan HIV/AIDS di Kabupaten Madiun didominasi oleh hubungan seks bebas. Selain itu, disebabkan dari ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS dari suaminya. Kemudian, wanita pekerja seks langsung (WPSL), jarum suntik narkoba, kaum gay, waria, kelahiran dan wanita pekerja seks tidak langsung.
"Kebanyakan penderitanya kena HIV/AIDS saat masih bekerja di luar daerah. Kalau yang bersangkutan pria, kemudian menularkan ke istrinya. Sehingga, kasus tertinggi untuk perempuan adalah ibu rumah tangga, yaitu 186 kasus dari 437 ODHA perempuan," katanya.
Guna menekan kasus penularan HIV/AIDS, pihaknya gencar melakukan pencegahan dengan rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terlebih para perisiko tinggi.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pendeteksian dini HIV/AIDS dengan layanan pemeriksaan darah di tiap kecamatan, rumah sakit daerah, hingga "mobile VCT".