Surabaya (ANTARA) - Seorang satpam di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Jawa Timur bernama Ragita Dwi Nur Rahmadiani lulus menjadi sarjana berpredikat cumlaude dengan IPK 3,8 pada prosesi wisuda di kampus setempat.
Ragita yang menempuh pendidikan di jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Surabaya, Selasa tidak pernah membayangkan akan bekerja sebagai satpam.
Ragita sendiri memiliki latar belakang pendidikan SMK jurusan tata boga. Setelah lulus, ia sempat berkeinginan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, namun kendala biaya membuatnya memilih untuk bekerja dan menabung terlebih dahulu agar bisa mendaftar kuliah.
“Pada saat itu, ada lowongan untuk satpam perempuan di UM Surabaya. Alhamdulillah, saya diterima. Setelah dua tahun bekerja sebagai karyawan tetap, saya memutuskan untuk kuliah di kelas malam karena saya bekerja di pagi hari,” ujar Ragita.
Ayah Ragita, Mulyono, bekerja sebagai sopir truk di pabrik gula di Mojokerto, sementara ibunya, Yuni Eka Winarti, setiap hari berjualan nasi dan kue keliling menggunakan sepeda motor.
Kondisi tersebut membuat Ragita harus pandai mengatur waktu antara pekerjaan dan kuliah.
"Meskipun kuliah dan bekerja sekaligus, saya berusaha menyempatkan diri untuk belajar setelah pukul 3 sore. Kebetulan kuliah dimulai pukul 18.00, jadi saya punya waktu untuk belajar, terutama saat UTS dan UAS,” lanjutnya.
Ragita berhasil meraih IPK Cumlaude dengan nilai 3,8, meski harus menjalani berbagai aktivitas sebagai satpam.
Ia tak menyangka bisa menyelesaikan studinya tepat waktu. Mengenai rencananya ke depan, Ragita berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Bagi saya, keterbatasan finansial bukanlah alasan untuk menghentikan impian kita. Justru, Allah ingin melihat sejauh mana kita bisa bertahan dan berjuang untuk meraih cita-cita,” tutur Ragita.
Rektor UM Surabaya Dr Mundakir mengatakan wisuda ke-52 diikuti oleh 666 wisudawan dan wisudawati.
Mundakir menegaskan bahwa ia akan melanjutkan program-program yang telah sukses dilaksanakan oleh rektor sebelumnya, Sukadiono, dengan beberapa modifikasi dan inovasi untuk memperkuat UM Surabaya.
“Saya akan memastikan bahwa program-program yang telah dicapai akan terus berkembang, dan kami akan menambahkan beberapa perubahan untuk mencapai hasil yang maksimal,” ujarnya.
UM Surabaya kini telah meraih akreditasi “Unggul” dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) dan berkomitmen untuk mempertahankan serta meningkatkan status tersebut.
Saat ini, kampus juga tengah mempersiapkan pengakuan internasional, salah satunya melalui kerja sama dengan perguruan tinggi di Taiwan. Kerja sama ini akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa UM Surabaya untuk memperoleh gelar master dalam waktu satu tahun.