Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Tanaman jagung dengan luas sekitar 20.000 hektare yang ditanam petani pesanggem yang tergabung di dalam lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro, Jawa Timur, panen Februari.
Manajer Bisnis KPH Bojonegoro Ahmad Yani, di Bojonegoro, Jumat, menjelaskan tanaman jagung yang ditanam musim hujan tahun ini lokasinya merata di kawasan hutan jati, antara lain, di Kecamatan Dander, Bubulan, Gondang, Temayang, dan kecamatan lainnya.
"Lokasi tanaman jagung yang ditanam petani pesanggem merata di seluruh kawasan hutan," katanya.
Sesuai ketentuan, kawasan hutan di wilayahnya bisa ditanami tanaman seperti jagung, padi, juga yang lainnya, antara lain, di bawah jati "teresan" atau akan ditebang, dan usai tebangan jati.
"Perkembangan tanaman jagung yang ditanam petani pesanggem cukup bagus. Perkiraan kami pekan kedua Februari panen raya jagung kawasan hutan," kata dia yang mengaku baru saja melakukan pemantauan tanaman jagung di kawasan hutan jati.
Melihat perkembangan tanaman jagung yang ada, Ia memperkirakan tanaman jagung di kawasan hutan bisa menghasilkan rata-rata 3 ton pipilan kering/hektare.
Hanya saja, lanjut dia, sebagian besar petani pesanggem yang tergabung di dalam LMDH dalam menanam jagung di kawasan hutan jati masih memanfaatkan uang utangan dari para tengkulak untuk membeli benih, pupuk, yang untuk kebutuhan lainnya.
"Petani mengembalikan uang setelah panen. Misalnya, harga pupuk Rp1.000/kilogram, petani mengembalikan Rp1.300/kilogram, ya jelas keuntungan petani berkurang," ujarnya.
Selain tanaman jagung, lanjut dia, di kawasan hutan jati juga ada tanaman bawang merah beberapa hektare di Desa Deling, Kecamatan Gondang.
"Sekarang panen. Tapi harganya hanya sekitar Rp6.000 per kilogram. Jelas petani merugi, sebab petani untung paling tidak harganya Rp10.000 per kilogram," ucapnya.
Ia menambahkan dengan luas hutan di wilayahnya 50.144 hektare, yang bisa ditanami para petani pesanggem dengan tanaman semusim, jagung, porang, dan bawang merah seluas 24.500 hektare.
"Kami mengharapkan ada pihak yang bersedia bekerja sama dengan petani pesanggem mulai awal tanam, sampai ikut memasarkan agar petani tidak merugi," katanya. (*)