Jember (Antaranews Jatim) - Sejumlah jurnalis dari Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mengusulkan inovasi sosialisasi vaksin difteri guna tercapainya cakupan vaksinasi pada acara "Forum Group Discussion" (FGD) Vaksin Difteri.
Acara itu dilaksanakan bersama United Nations Children`s Fun (UNICEF), pakar imunisasi dan kalangan jurnalis di Aula Hotel Aston Jember di Jember, Selasa.
"Selama ini vaksinasi difteri dilakukan di sekolah dan posyandu. Oleh karena itu perlu ada inovasi sosialisasi vaksin difteri agar masyarakat nantinya menganggap vaksin sebagai kebutuhan untuk kesehatan," kata Zaini Zain, Ketua Forum Silaturahmi Jurnalis Situbondo (Rumah Satu) saat mengikuti FGD Vaksin Difteri di Jember.
Ia mencontohkan, vaksinasi agar tercapai cakupannya dengan inovasi sosialisasi vaksin difteri dapat dilakukan dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan saat bersamaan kelompok masyarakat sedang berkumpul maupun dalam acara pengajian.
Selain itu, katanya, petugas kesehatan juga sangat perlu menggandeng organisasi masyarakat, guru ngaji dan pesantren serta yang lainnya untuk sosialisasi pentingnya vaksin difteri maupun vaksin lainnya.
"Inovasi sosialisasi vaksin difteri saat ini juga bisa menggunakan media `tanpa ruang` seperti media sosial facebook dan whatsapp serta media sosial lainnya untuk menyampaikan informasi pentingnya vaksin kepada masyarakat serta juga terkait halal atau haramnya menggunakan vaksin itu," paparnya.
Sementara Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Pulau Jawa, Arie Rukmantara mengatakan bahwa kegiatan FGD Vaksin Difteri yang diikuti kalangan jurnalis Tapal Kuda, karena masukan jurnalis sangat penting dan dibutuhkan untuk menyosialisasikan pentingnya vaksin difteri.
"Kesehatan merupakan aset paling mahal yang bisa dimiliki seseorang, terkadang banyak yang lupa aset mahal itu harus benar-benar bisa dijaga. Karena ketika sakit melanda, mereka baru menyadari betapa mahalnya harga sebuah kesehatan. Salah satu benteng paling kuat untuk kesehatan adalah imunisasi. Kekebalan tubuh yang bisa tercipta untuk membentengi berbagai serangan penyakit," katanya.
Kegiatan FGD Vaksin Difteri dengan tema "Imunisasi: Jalan Menjaga Aset Masa Depan Generasi" dihadiri narasumber Dosen Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya, Dr. Muhammad Atoillah Isfandiari, dr, M.Kes. dan Dr. KH Abdul Haris, Dekan Usuluddin IAIN Jember.
Data diperoleh, pada tahun 2017 perhatian masyarakat di Indonesia dikagetkan dengan adanya 954 kasus difteri yang terjadi di 170 kabupaten/kota dalam 30 provinsi. Dari jumlah kasus difteri sebanyak 954 tercatat sebanyak 44 orang di antaranya meninggal dunia.
Suatu wilayah dikatakan mengalami Kejadian Luar Biasa atau KLB difteri apabila ditemukan minimal satu kasus terduga difteri.
Dengan terjadinya KLB difteri di berbagai daerah maka harus segera dilakukan "outbreak response Immunization" (ORI). (*)
Video Oleh Novi Husdinariyanto
Jurnalis Situbondo Usulkan Inovasi Sosialisasi Vaksin Difteri (Video)
Selasa, 25 September 2018 20:54 WIB