Probolinggo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, melakukan vaksinasi massal difteri atau ORI (Outbreak Response Immunization) bagi seluruh warga di Desa Gili Ketapang setelah ditetapkan kejadian luar biasa (KLB) karena satu kasus kematian di desa setempat.
"Vaksinasi massal difteri kami lakukan khusus di Desa Gili Ketapang karena ada satu kasus kematian," kata Plt. Sekretaris Dinkes Kabupaten Probolinggo Mujoko di kota setempat, Sabtu.
Dalam kasus tersebut, kata Mujoko, sudah dilakukan pertolongan secara maksimal sebagaimana standar operasional prosedur yang ada, tetapi saat kondisinya mulai pemulihan kemudian terus memburuk dan meninggal dunia.
Akhirnya dilakukan suatu penyelidikan epidemiologi dan sekaligus dilakukan pemetaan terhadap faktor-faktor risiko dan rekomendasi Provinsi Jawa Timur untuk dilakukan imunisasi massal.
"Kami dengan cepat mendapatkan SK Penetapan KLB dari Bapak Plt Bupati Probolinggo dan dilakukan dengan vaksinasi difteri," katanya.
Ia menjelaskan sebenarnya kalau target 5 - 6 hari dengan total populasi 8.268 orang vaksinasi massal difteri itu selesai.
"Tetapi, kenyataannya sudah hampir berjalan 10 hari belum juga kunjung selesai," ujarnya.
Menurutnya, hal itu perlu penguatan dari lintas sektor utamanya dan Dinas Kesehatan sebagai pelaksana lapangan ketika sudah KLB.
"Leading sektor untuk penguatan dan sebagainya dari instansi terkait mulai dari kecamatan, TNI/Polri dan pemerintah desa harus saling bersinergi untuk bagaimana masyarakat tersebut mau datang ke pos-pos yang kita buka atau mau dilakukan imunisasi dengan model dari pintu ke pintu," katanya.
Dinkes Probolinggo membuka tujuh pos dengan petugas dari Puskesmas Sumberasih dan kader dengan analisis dari tujuh pos tersebut setidak-tidaknya sehari masing-masing pos 300 orang yang tervaksinasi difteri.
Ia mengatakan itu suatu upaya untuk membendung jangan sampai terjadi penyebaran yang luas karena difteri penyebarannya cepat melalui droplet.
Hingga Jum’at (18/3) malam, warga Desa Gili Ketapang yang sudah divaksinasi difteri mencapai 3.300 orang sehingga masih kurang lebih sekitar 5.000 orang.
"Harapannya kecepatan dukungan dari semua lintas sektor yang ada disana sehingga pelaksanaan vaksin difteri bisa cepat," katanya.