Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Sejumlah desa di Kecamatan Kedungadem, Sumberrejo dan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mulai kesulitan air bersih, disebabkan sumur warga di daerah setempat mulai mengering selama musim kemarau.
Perwakilan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Bojonegoro Gholib MK., di Bojonegoro, Kamis, menjelaskan sesuai laporan yang diterima dari relawan ACT di lapangan warga yang mulai kesulitan air bersih, antara lain, di Desa Mlinjeng, Tlogoaji, Kecamatan Sumberrejo.
Selain itu, Warga di Desa Jamberejo, Mlaten, Duwel, Babat, Drokilo, Sidomulyo,Megale,Balongcabe, dan Ngrandu, juga mulai kesulitan air bersih.
"Tapi kami belum bisa mendistribusikan air bersih sebagaimana pada musim kemarau tahun sebelumnya karena masih menunggu turunnya dana dari ACT pusat.Kalau memang dana turun kami segera mendistribusikan air bersih untuk warga," ucapnya, menjelaskan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia, pihaknya mulai mewaspadai ancaman kekeringan yang mengakibatkan warga kesulitan air bersih.
"Tapi BPBD baru menerima permintaan air bersih dari pihak Desa Bakulan, Kecamatan Temayang," kata dia.
Sesuai laporan yang diterima di desa setempat warga yang membutuhkan air bersih sebanyak 511 kepala keluarga (KK) karena sumurnya mulai mengering.
"Warga setempat meminta pasokan dua tangki (5.000 liter/tangki) air bersih, dan air bersih sudah kami distribusikan sehari lalu," tuturnya.
Ia menambahkan BPBD mengalokasikan anggaran Rp200 juta untuk pengadaan air bersih bagi warga yang daerahnya mengalami kekeringan.
Menurut dia, pihak swasata, bahkan calon legislatif (caleg) bisa saja ikut membantu warga dengan mendistribusikan air bersih sepanjang ada koordinasi.
"Kalau ada koordinasi dengan BPBD agar tidak ada pemberian air bersih bisa dilakukan secara merata tidak dobel," ujarnya.
Sesuai pemetaan BPBD setempat menyebutkan sebanyak 10.626 KK (33.923 jiwa) di 26 desa yang tersebar di Kecamatan Temayang, Ngambon, Kasiman, Sugihwaras, Sumberrejo, Purwosari, Sukosewu, Tambakrejo, Kepohbaru dan Ngraho, rawan mengalami kekeringan.
"Perkiraan kami permintaan air bersih akan banyak menginjak pertengahan Agustus," kata Kasi Kedaruratan dan Logsitik BPBD MZ. Budi Mulyono, menambahkan. (*)