Surabaya (Antaranews Jatim) - Sebanyak 102 perwakilan SMP dari seluruh Indonesia mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa Nasional (OPSI) yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Surabaya, Senin.
"Mereka (siswa) dengan upaya sendiri atau bimbingan gurunya bisa menciptakan sesuatu. Inilah yang kita wadahi dalam OPSI. Kalau tahun lalu, ada Lomba Penelitian Siswa nasional (LPSN)," kata Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad saat membuka OPSI.
Hamid menjelaskan, ajang OPSI tahun ini merupakan yang pertama untuk SMP. Hal itu karena menyesuaikan dengan OPSI yang ada di SMA.
"OPSI disiapkan untuk siswa yang punya bakat meniliti dan merekayasa sesuatu sehingga dia punya semacam produk yang ditampilkan. Yang terbaik dari OPSI nantinya akan difasilitasi Kemendikbud untuk mengikuti ajang serupa di tingkat internasional," katanya.
Dikatakannya, ajang ini tidak dilakukan di tingkat daerah namun hanya nasional seperti halnya Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang berjenjang dari tingkat sekolah sampai nasional.
"Kompetisi ini tidak semua sekolah dan anak melakukan. Jadi OPSI itu peserta mendaftar secara mandiri lewat daring. Ttidak seperti OSN yang kompetisinya adalah pelajaran, anak-anak yang punya bakat dan inovatif itulah yang daftar," ujarnya.
Ditanya soal tidak adanya perwakilan Kota Surabaya dalam kompetisi itu, Hamid mengaku tidak mengetahui kenapa tidak ada satupun wakil kota yang menjadi tuan rumah OPSI tahun ini.
"Saya tidak tahu ya mungkin ada yang daftar dan tersisih saat seleksi. Tidak tahu mungkin mereka terlewat daftar karena memang daring. Saya berharap ada informasi yang rata pada setiap sekolah jika Kemendikbud mengadakan acara seperti ini. Sayang jika ada anak yang kreatif, yang punya karya tidak terwadahi," ucapnya.
Untuk itu dia menginstruksikan pada Direktorat SMP Kemendikbud untuk lebih mensosialisasikan OPSI. Jika perlu pihaknya akan menunjuk satu SMP untuk melakukan sosialisasi agar inovasi anak-anak lebih terwadahi.(*)