Malang (Antaranews Jatim) - Safari Ramadhan para pejabat Pemkot Malang yang digelar di beberapa masjid di kota itu tidak hanya menyampaikan berbagai hal yang bersentuhan dengan agama, tetapi juga menanamkan sikap antiradikal di lingkungan masyarakat.
Rombongan pejabat Pemkot Malang yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda), Wasto, Minggu (20/5) malam menyambangi Masjid Ki Ageng Gribig di Kecamatan Kedungkandang yang telah ditetapkan sebagai kampung wisata religi.
"Akhir-akhir ini kita dikejutkan oleh aksi teror di beberapa titik di Tanah Air yang berdampak besar bagi masyarakat Indonesia. Untuk itu, toleransi dan memaklumi harus terus dipupuk di antara umat beragama di Kota Malang agar hal tersebut mampu menyeimbangkan kebhineka tunggal ikaan," katanya.
Pada kesempatan itu, Wasto kembali berpesan tentang menjaga kondisi keamanan dan ketertiban wilayah, terutama setelah kejadian ledakan bom di beberapa tempat di Indonesia, termasuk di Surabaya dan Sidoarjo yang terjadi belum lama ini.
"Saya minta kepada Pak RT, Pak RW, kalau ada tamu mencurigakan segera melapor. Jangan sampai kejadian bom di beberapa titik di Indonesia terjadi di Kota Malang. Kalau sampai terjadi, perekonomian Kota Malang bisa lumpuh. Oleh karenanya, mari jaga bersama kamtibmas kota ini," katanya.
Wasto kembali meminta jamaah masjid untuk saling menghormati antarwarga maupun antarumat beragama guna memupuk kebersamaan di antara sesama warga, sebab para pendiri bangsa ini sudah bersepakat memakai Kebhinekaan dan menjadikan Pancasila sebagai ideologi, serta dimulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa.
Jika Ketuhanan seseorang baik, kata Wasto, dia pasti memiliki nilai kemanusiaan yang baik dan beradab. Kalau Ketuhanannya tidak baik, bisa jadi kemanusiannya disangsikan. Jika kemanusiaan beradab, persatuan dan kesatuan bisa terjaga, baik di tingkat keluarga maupun Indonesia.
Menanggapi keinginan beberapa tokoh masyarakat dan agama agar ada mata pelajaran muatan lokal yang diberikan pada siswa di sekolah terkait antiradikalisme dan terorisme, Wasto mengatakan Pemkot Malang akan memfasilitasi keinginan tersebut sepanjang sesuai aturan yang berlaku.
"Kita akan lihat payung hukumnya dulu, termasuk kurikulumnya, apakah muatan lokal itu bisa diisi pelajaran yang berkaitan dengan antiradikalisme dan terorisme. Kami akan fasilitasi kalau memang tidak menabrak aturan atau kurikum sekolah," ucapnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Masjid Ki Ageng Gribig Mukhlis Diagama mengucapkan terima kasih atas kedatangan jajaran Pemkot yang melakukan Safari Ramadan di masjid itu. "Ini menjadi silaturahmi antara umara (pemerintah) dengan rakyatnya," ujarnya.
Usai Safari Ramadhan, pengurus masjid dan yayasan bersama jajaran Muspika Kedungkandang dan Sekda Kota Malang mendeklarasikan penolakan terhadap gerakan radikalisme dan terorisme.(*)