Madiun (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun menyatakan kegiatan Gebyar Batik Kota Madiun tahun 2018 yang digelar oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga menjadi ajang untuk melestarikan budaya luhur daerah setempat.
Wali Kota Madiun Sugeng Rismiyanto di Madiun, Senin mengatakan, batik merupakan peninggalan dan warisan adiluhung. Budaya batik juga telah diakui dunia melalui UNESCO pada 2 Oktober tahun 2009. Maka, Kota Madiun juga diminta untuk andil dalam upaya pelestarian dan pengembangannya.
"Salah satunya dengan menggelar lomba-lomba dan gebyar batik untuk mengasah kreativitas warga Madiun. Sehingga, kreasi kebudayaan terus berkembang mengikuti zaman," ujar Wali Kota Sugeng.
Menurut dia, Gebyar Batik 2018 yang digelar di halaman Balai Kota Madiun pada Sabtu (5/5) tersebut juga sebagai wadah untuk mengangkat potensi daerah setempat.
"Kegiatan Gebyar Batik Kota Madiun 2018 juga memiliki banyak fungsi yang luar biasa. Yakni mempromosikan potensi batik khas Kota Madiun kepada masyarakat umum dan pelajar, serta sebagai stimulan bagi para perajin batik di Kota Madiun agar dapat lebih termotivasi untuk memproduksi batik bagi masyarakat," kata dia.
Melalui Gebyar Batik Kota Madiun 2018, masyarakat dikenalkan beragam motif batik khas Kota Madiun yang memiliki nilai seni dan budaya tinggi.
Adapun motif batik khas Kota Madiun yang dikembangkan saat ini mengandung unsur-unsur yang mencerminkan potensi wilayah setempat. Di antaranya batik motif Pecelan yang terinpirasi dari makanan nasi pecel sebagai kulier khas Kota Madiun.
Kemudian motif batik Seger Arum, di mana, segarnya berasal dari Jeruk Nambangan dan arumnya dari harum bunga melati yang melilit keris Tundung Madiun yakni keris dari Retno Dumilah selaku tokoh perempuan pendiri wilayah Madiun. Juga batik motif keris Retno Dumilah.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Madiun Agus Purwo Widagdo, mengatakan dalam kegiatan Gebyar Batik 2018, ditampilkan peragaan busana batik dan lomba rancangan busana batik yang memukau.
Adapun, busana batik yang diperagakan tersebut merupakan karya rancangan warga lokal dan perajin perajin batik Madiun yang hasilnya sangat bagus.
Dalam lomba rancangan busana pada gelaran Gebyar Batik tahun 2018 tersebut diikuti sebanyak 110 peserta. Mereka terbagi menjadi beberapa kategori yaitu tingkat SD, SMP, dan umum. Untuk siswa SD yang ikut sebanyak 43 anak, siswa SMP sebanyak 26 anak, dan peserta umum sebanyak 37 orang.
Pihaknya berharap kegiatan tersebut bisa menjadi salah satu upaya untuk melestarikan dan mengembangkan batik di Kota Madiun.
"Selain itu juga bisa mengembangkan ekonomi kreatif, hingga menciptakan industri kreatif yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terlebih para perajin batik di Kota Madiun," kata Agus.
Di masing-masing kategori diambil juara harapan 1, 2, dan 3 dan juara 1, 2, dan 3. Seluruh pemenang dalam peragaan gebyar batik tersebut mendapatkan piala dan uang pembinaan yang jumlahnya berbeda-beda. (*)
Advertorial
Gebyar Batik Madiun 2018 Menjadi Ajang Lestarikan Budaya
Senin, 7 Mei 2018 19:38 WIB