Jember (Antaranews Jatim) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember melalui Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan menggelar dialog kebangsaan untuk mewujudkan kemandirian bangsa yang digelar di gedung kuliah terpadu IAIN Jember, Jawa Timur, Kamis.
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember Abdullah Samsul Arifin mengatakan kegiatan dialog kebangsaan tersebut digelar sebagai respons kalangan perguruan tinggi terhadap realitas kemandirian bangsa yang tidak sesuai dengan harapan.
"Saat ini diperlukan kesadaran kolektif akan persoalan bangsa yang menjadi tanggung jawab semua elemen, termasuk dari unsur perguruan tinggi," katanya di Kampus IAIN Jember.
Ia mengatakan pihaknya menyadari benar bahwa perguruan tinggi berperan penting dalam menghadapi persoalan bangsa, sehingga dialog kebangsaan itu setidaknya menjadi momentum untuk mengambil bagian dalam upaya menghadirkan bangsa yang kompetitif.
"Bangsa ini membutuhkan kepercayaan diri untuk bisa tampil sebagai bangsa mandiri. Semangat kemandirian jangan sampai tergadaikan oleh kepentingan asing yang berdampak pada ketimpangan struktur sektor-sektor ekonomi strategis," tuturnya.
Menurutnya konsolidasi ide dan pemikiran untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan pendiri bangsa saat itu sangat dibutuhkan, sehingga semua pihak bisa berdialog sesuai dengan bidang masing-masing.
"Dari unsur pendidikan misalnya, bisa mendiskusikan reorientasi pendidikan yang menjamin meningkatnya marwah dan martabat bangsa," ucap doktor alumni UIN Sunan Ampel Surabaya itu.
Sementara Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember Hafidz mengatakan kemandirian bangsa merupakan persoalan serius yang harus disoroti, sehingga dialog kebangsaan dengan tema "Menggugat Kemandirian Bangsa" menjadi momentum untuk menyuarakan dan memastikan cita-cita seluruh elemen masyarakat.
"Kemandirian bangsa adalah cita-cita seluruh elemen masyarakat sejak Indonesia merdeka sampai saat ini. Kalau bangsa ini mandiri, tentu akan menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia," katanya.
Kendati demikian, lajut dia, faktanya masih ada masyarakat yang jauh dari kesejahteraan, sehingga semangat dan cita-cita kemandirian dalam perspektif kebangsaan dan kemerdekaan harus diwujudkan.
"Bangsa ini jangan sampai tergadaikan oleh liberalisasi dan privatisasi ekonomi Indonesia yang dimanfaatkan segelintir elit pemilik korporasi, apalagi tergantung pada negara asing. Bangsa Indonesia harus mampu membebaskan diri dari ketergantungan negara lain," ujarnya.
Kegiatan dialog kebangsaan menghadirkan narasumber mantan anggota BPK RI Ali Masykur Musa dan anggota DPR RI Saiful Bahri Ansori, sedangkan bedah buku "Tata Kelola Kekayaan Negara" dikupas oleh wartawan senior Muhlisin dan aktivis muda NU Abdul Haris AR.(*)