Surabaya (Antaranews Jatim) - Komunitas Kesenian Bengkel Muda Surabaya menggelar forum rutin bulanan "Bengkel Sastra" dimulai nanti malam, yang salah satu di antaranya dibuka dengan orasi budaya bertema "Membaca Ulang Sastra" oleh Budayawan Akhudiat.
"Bengkel Sastra dijadwalkan berlangsung tiap minggu ke tiga setiap bulan, yang bertempat di selasar Gedung Utama Balai Pemuda, Jalan Gubernur Suryo 15 Surabaya," ujar koordinator acara Bengkel Sastra Ribut Wijoto kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Kegiatan perdana nanti malam dijadwalkan berlangsung mulai pukul 19.00 WIB, dengan melibatkan pegiat sastra dari kalangan mahasiswa asal berbagai kampus, selain juga pecinta sastra dari kalangan umum di Surabaya.
"Siapapun yang berminat untuk bergabung di Bengkel Sastra silahkan datang. Acara ini gratis, tidak dipungut biaya," katanya.
Ribut mengatakan, kegiatan Bengkel Sastra meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan kesusastraan, selain pembacaan puisi, juga ada musikalisasi puisi, selian juga orasi sastra.
"Acara ini memang digelar untuk menggeliatkan sastra di Surabaya," ucapnya.
Maka siapapun yang hadir diperbolehkan unjuk karya sastra di acara ini, tentunya dengan mengonfirmasi terlebih dahulu kepada pihak panitia, agar jalannya acara terorganisir dengan baik.
"Sampai sekarang sudah ada sekitar 15 pegiat sastra, terbanyak dari kalangan mahasiswa, yang telah mengonfirmasi untuk tampil membacakan karya sastra di acara ini nanti malam," katanya.
Ribut sendiri juga akan menampilkan musikali puisi di Bengkel Sastra, dengan diiringi seorang gitaris asal Komunitas Bengkel Muda Surabaya.
"Yang menarik adalah Akhudiat akan berorasi nanti malam," ujarnya. Akhudiat selama ini dikenal sebagai dramawan di Teater Bengkel Muda Surabaya. Pria berusia 71 tahun asal Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur itu, semasa mudanya, era 1970 hingga 1980-an, bolak-balik memenangkan sayembara penulisan naskah drama yang digelar oleh Dewan Kesenian Jakarta.
"Orasi yang akan ditampilkan Akhudiat berjudul `Membaca Ulang Sastra`. Di antaranya mengupas perjalanan sastra, sejak awal kemunculannya, hingga memprediksi bentuk sastra di masa yang akan datang," ucapnya. (*)