Bondowoso (Antara Jatim) - Praktisi terapi "Spirtual Emotional Freedom Technique" (SEFT) di Kabupeten Bondowoso, Jawa Timur, menerapi sejumlah santri dan siswa yang kecanduan rokok saat para SEFTer itu mengadakan kegiatan bakti sosial.
Bakti sosial dalam rangka meramaikan Hari Santri Nasional itu dilaksanakan di SMK Miftahul Ulum, Desa Tumpeng, Kecamatan Wonosari, Bondowoso, Jumat (27/10) dengan diikuti belasan siswa dan guru.
Seusai pengantar mengenai manfaat SEFT dan cara melaksanakannya, para SEFTer Bondowoso kemudian melakukan praketk terapi kepada sejumlah siswa. Meskipun baksos itu awalnya untuk menyiapkan siswa atau santri agar tenang menghadapi ujian, namun sejumlah santri justru minta diterapi karena kecanduan merokok.
Sejumlah santri terlihat merasa mual setelah dilakukan terapi dengan cara diketuk-ketuk disejumlah titik meridian di bagian tubuh mereka. Mereka yang awalnya merasa enak dengan bau rokok, setelah diterapi satu putaran mengaku bau rokok membuat mereka tidak nyaman.
SEFTer asal Banyuwangi Sahlan yang telah berpengalaman menangani ratusan pasien dengan beragam keluhan penyakit menarapi seorang santri. Santri itu kemudian merasa tenggorokan dan mulutnya panas saat mengisap rokok.
"Ndak enak sama sekali pak. Tenggorokan saya panas," kata seorang santri yang kecanduan rokok.
Sementara Nur Salam, SEFTer lainnya asal Banyuwangi menangani juga santri yang sakit gigi dan kepala. Namun ia tidak menerapi sendiri, melainkan menyuruh santri lain agar mempraktikkan ilmu yang telah didapat.
"Alhamdulillah dengan seizin Allah santri yang sakit gigi dan sakit kepala tadi sembuh," kata Salam.
Sementara baksos yang digagas Ketua Jatim SEFT Community (JSC) Udin Santoso, SPd itu digelar setengah hari. Udin pada saat itu memberikan penjelasan dan pengantar tentang SEFT untuk pemberdayaan diri siswa dan santri.
"Dengan SEFT kita bisa menerapi siswa agar tenang saat menghadapi ujian. JUga bisa digunakan jika siswa menghadapi masalah-masalah lainnya, misalnya tidak suka dengan pelajaran tertentu atau merasa marah sama teman dan lainnya," katanya.
Sementara SEFTer lainnya, Sari mengingatkan bahwa kekuatan terapi ini terletak pada kepasarahan kepada Allah serta sikap ikhlas menerima masalah yang dihadapi. "Jangan pernah bergantung pada siapapun, tapi hanya kepada Allah," kata perempuan yang berprofesi sebagai bidan ini.
Kepala SMK Miftahul Ulum Imam Fatholla, MPdI mengaku senang sekolahnya dijadikan tempat para SEFTer mengadakan bakti sosial. "Alhamdulillah, pasti banyak manfaatnya untuk para siswa dan sntri di sini, demikian juga dengan guru-guru," katanya.(*)