Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan hujan yang turun di sejumlah sentra penghasil tembakau dua hari terakhir belum mempengaruhi kualitas sepanjang air hujan bisa keluar dari areal persawahan.
"Kalau air hujan bisa keluar dari areal persawahan maka tanaman tembakau tidak terpengaruh. Hanya jadwal masa panennya mundur sekitar sepekan," kata Kasi Tanaman Semusim Dinas Pertanian Bojonegoro Imam Wahyudi di Bojonegoro, Selasa.
Namun, menurut dia, kalau hujan deras masih turun lagi, yang mengakibatkan air tidak mengalir dari areal persawahan maka akan mempengaruhi kualitas tanaman tembakau.
Menjawab pertanyaan, ia mengaku belum tahu dampak hujan dalam dua hari ini terkait pengaruh kualitas juga harga tembakau Virginia Voor Oogst (VO), Jawa juga Virginia RAM.
"Yang jelas harga tembakau Virginia VO, Jawa dan Virginia RAM sebelum hujan sangat bagus dan menguntungkan petani," ucapnya menegaskan.
Sesuai data, lanjut dia, sebelum hujan harga tembakau rajangan Jawa di sejumlah kecamatan antara lain, Ngasem, Sekar, Temayang, berkisar Rp40.000-Rp45.000/kilogram.
Begitu pula harga tembakau rajangan Virginia RAM cukup bagus mencapai Rp40.000/kilogram dan tembakau rajangan Virginia VO tertinggi di gudang pembelian tembakau berkisar Rp25.000-Rp28.000/kilogram.
Ia memperkirakan panen tanaman tembakau di daerahnya dengan luas sekitar 8.900 hektare mulai Virginia Vo, Jawa dan Virginia RAM, sudah mencapai 60 persen lebih.
Hanya di daerah tertentu, kata dia, panen masih belum banyak, antara lain, di sejumlah desa di Kecamatan Kepohbaru, yang masa tanamnya agak mundur berkisar Juni-Juli.
"Biasanya di wilayah utara masa tanamnya agak mundur, tetapi di wilayah selatan seperti Sugihwaras, kedungadem, Sekar, Temayang dan Ngasem, masa tanamnya lebih awal," kata dia, menjelaskan.
Ketua Kelompok Tani Desa Sugihwaras, Kecamatan Sugihwaras, Lasto, mengatakan para petani di daerahnya mulai mengkhawatirkan hujan yang turun dalam dua hari terakhir karena akan mempengaruhi kualitas tanaman tembakau.
Tanaman tembakau yang terkena hujan, lanjut dia, kalau dirajang warnanya tidak bisa kuning cerah, tetapi muncul warna hitam.
Apalagi, lanjut dia, para petani memperoleh informasi pabrikan PT Gudang Garam akan menutup gudang pembelian tembakau pada 5 Oktober dan PT Djarum Kudus akan menghentikan pembelian tembakau pada 29 September.
Ia mengaku baru memanen sekitar 50 persen dari tanaman tembakau Virginia VO yang ditanam dengan jumlah sekitar 50.000 pohon. Dari hasil panen itu bisa terjual tembakau rajangan Virginia VO sekitar 4,5 ton dengan harga jual total sekitar Rp30 juta.
"Biaya produksi saya menanam tembakau sekitar Rp60 juta," ucapnya.
Oleh karena itu, ia mengharapkan hujan tidak lagi turun sehingga tanaman tembakau yang masih tersisa bisa dipanen dengan harga jual yang memadai."Kalau masih turun lagi ya jelas kualitas tembakau akan menurun hingga mempengaruhi harga jual," ujarnya. (*)