Surabaya (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya memburu komplotan pembobol rumah Mayor Tunggul Waluyo di Jalan Simojajar Surabaya yang terjadi pada Rabu dini hari.
Rumah anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) itu diduga dibobol tiga orang kawanan maling dengan cara merusak gembok pagar rumahnya yang kemudian berupaya membawa lari sebuah sepeda motor honda Beat warna biru nomor polisi L 3605 WM miliknya.
Mayor Tunggul mengetahui kejadian itu dan berhasil melesatkan tembakan kepada dua orang dari keseluruhan tiga pelaku. Ketiga pelaku tersebut mendatangi rumah Mayor Tunggul dengan mengendarai dua unit sepeda motor, dua pelaku di antaranya saling berboncengan.
"Seorang pelaku tewas di tempat kejadian perkara (TKP). Seorang lainnya yang kena tembak sempat melarikan diri bersama seorang rekannya. Namun kemudian meninggal dunia di tengah pelariannya," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Shinto Silitonga kepada wartawan di Surabaya.
Polisi mengidentifikasi pelaku yang tewas di TKP bernama Abdul Azis alias Azis Sabrang, usia 28 tahun, warga Desa Jeddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Sepeda motor nomor polisi N 6536 HHG yang digunakan Abdul Azis saat beraksi kini telah disita polisi sebagai barang bukti.
Shinto menyebut Abdul Azis merupakan buron yang telah masuk daftar pencarian orang (DPO) spesialis kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) roda empat jenis L300.
"Dia adalah jaringan komplotan curanmor spesialis roda empat jenis L300 di bawah pimpinan Muhammad Soleh alias Sadeng, yang telah kami tembak mati pada tahun 2016. Komplotan ini telah melakukan tindak kejahatan curanmor roda empat sebanyak 88 kali," katanya, menjelaskan.
Rupanya, menurut Shinto, setelah ditinggal mati Sadeng, Abdul Azis membentuk jaringan komplotan baru yang kini lebih fokus menyasar curanmor roda dua.
"Kelompok curanmor jaringan Sadeng ini dalam beraksi memang selalu membawa senjata air soft gun, selain pisau penghabisan. Dua barang bukti itu pula yang kami temukan di TKP saat komplotan Abdul Azis membobol rumah Mayor Tunggul pada dini hari tadi," ucap Shinto.
Abdul Azis tewas dalam baku tembak saat beraksi di rumah Mayor Tunggul dengan timah panas menembus dahinya.
Mayor Tunggul, anggota TNI AL yang bertugas sebagai Paopsjar Sekopaska Pusdiksus Kodikopsla Lantamal V Surabaya itu diinformasikan juga berhasil melesatkan tembakan kepada seorang pelaku lainnya, yang kemudian berhasil melarikan diri.
Shinto memastikan seorang pelaku lain yang tertembak dan sempat melarikan diri itu akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan saat melarikan diri, yaitu bernama Nadi Binto, usia 26 tahun, warga Desa Parseh, Kecamatan Socah, Bangkalan.
"Nadi Binto sudah dimakamkan tadi pagi di pemakaman umum dekat rumahnya, Desa Parseh, Socah, Bangkalan," ujarnya.
Polisi juga menemukan sepeda motor honda Beat milik Mayor Tunggul yang sempat dibawa kabur pelaku akhirnya ditinggalkan begitu saja di kawasan Krembangan Surabaya.
Tinggal seorang pelaku yang masih melarikan diri, menurut Shinto, polisi telah mengantongi identitasnya. "Kami sudah mengerahkan petugas untuk memburunya," ucapnya. (*)