Madiun (Antara Jatim) - Perajin cincau hitam di Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur "kebanjiran" order seiring meningkatnya permintaan konsumen terhadap makanan khas berbuka puasa tersebut pada Ramadhan 2017.
Perajin cincau hitam setempat, Ibu Kasih, Kamis, mengatakan, beberapa minggu sebelum masuk bulan puasa ia sudah banyak pemesanan. Per hari permintaan cincau bisa mencapai lebih dari 10 drum.
"Permintaan naik drastis saat bulan puasa. Pada hari biasa saya hanya menjual satu hingga dua drum cincau hitam, tapi sejak bulan puasa, saya bisa menjual 10 drum lebih per harinya," ujar Ibu Kasih kepada wartawan, di Madiun.
Menurut dia, para pembelinya selain ibu-ibu rumah tangga yang datang langsung ke rumah, juga para penjual cincau di pasar-pasar tradisional yang ada di wilayah Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Magetan, hingga Ponorogo.
"Ada juga penjual es cincau. Kalau pedagang pasar hanya menjual eceran cincau saja. Kalau penjual es, sudah diolah untuk dicampur dengan kolak, dawet, ataupun blewah yang dijual menjelang waktu buka puasa," kata dia.
Ia mengaku peningkatan permintaan atau penjualan tersebut selalu tejadi tiap tahun saat bulan puasa tiba. Hal itu sesuai dengan tradisi warga Madiun dan sekitarnya yang menghadirkan es cincau untuk menu berbuka puasa.
Sejumlah warga mengaku berbuka dengan makan cincau hitam sangat menyegarkan, rasanya juga nikmat. Rasa khas tumbuhan cincau sangat terasa yang saat ini sudah mulai punah.
Untuk harga, ia biasa menjual di kisaran Rp15.000 hingga Rp20.000 per ember. Setiap satu drum, bisa menghasilkan hingga 17 ember cincau hitam.
Pihaknya sangat bersyukur karena omzet yang diperolehnya meningkat hingga 10 kali lipat, yakni bisa mencapai Rp2 juta per hari.
Adapun bahan baku untuk pembuatan cincau hitam tersebut berupa daun cincau yang dipetik dari pohonnya langsung. Sayang, tumbuhan cincau tersebut mulai sulit ditemukan di wilayah Madiun dan sekitarnya. Ia terpaksa mendatangkan dari luar daerah seperti Magetan dan Pacitan.
Ia menambahkan, usaha pembuatan cincau tersebut sudah ia jalani selama bertahun-tahun secara turun-temurun. Pada saat tidak bulan puasa, ia membuat cincau dengan dibantu anaknya. Namun, saat bulan puasa yang ramai order seperti saat ini, ia mempekerjakan beberapa tetangganya untuk membantunya dalam membuat cincau.
Sementara, sorang pembeli cincau hitam di lokasi setempat, Maryam mengaku cincau yang dibelinya dari Bu Kasih akan dijual kembali di Pasar Besar Madiun.
Ia mengaku dalam sehari bisa kulakan satu sampai dua drum dari Bu Kasih. Cincau itu dijual kembali di pasar dengan harga Rp2.000 untuk potongan kecil dan Rp5.000 untuk potongan cincau yang besar. "Alhamdulillah laris, banyak yang suka," kata Maryam. (*)