Produksi Cincau di Madiun Meningkat Saat Ramadhan
Sabtu, 13 Juli 2013 15:32 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Produksi cincau hitam atau janggelan hasil industri rumah tangga di Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, meningkat signifikan saat bulan Ramadhan akibat tingginya permintaan konsumen.
Pembuat cincau setempat, Arifin, mengatakan, produksi cincau saat hari biasa di tempatnya hanya berkisar antara satu hingga tiga drum, dimana setiap drumnya bisa menghasilkan 18 ember cincau. Kali ini produksinya bisa mencapai lebih dari 10 drum cincau.
"Permintaan cincau atau janggelan selalu banyak setiap bulan puasa. Ini karena cincau dijadikan minuman pilihan untuk berbuka," ujar Arifin, kepada wartawan, Sabtu.
Untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumennya, ia harus mengerahkan sejumlah karyawannya untuk melakukan produksi dari subuh hingga menjelang tengah malam secara bergantian. Adapun para pembeli cincau tersebut tidak hanya dari Madiun saja. Tapi juga dari daerah lain seperti Ponorogo, Magetan, dan Ngawi.
"Ada yang beli untuk dikonsumsi sendiri, namun ada juga yang membeli untuk dijual kembali di pasar-pasar tradisional," terang dia.
Untuk harga, Arifin mematok sebesar Rp12.000 per ember. Harga tersebut meningkat seiring banyaknya permintaan. Adapun saat hari biasa ia hanya menjual seharga Rp10.000 per ember.
Sementara, untuk bahan baku pembuatan cincau hitam tersebut didapatkan dari luar kota seperti, Magetan dan Pacitan. Bahan bakunya berupa daun cincau yang dipetik dari tumbuhannya langsung. Sayang, tumbuhan cincau tersebut sulit ditemukan di wilayah Madiun.
"Kami memesan daun cincau hitam sampai dari Pacitan dan Magetan, sebab di Madiun sulit untuk menemukan tumbuhan tersebut," tambahnya.
Di Desa Jatisari, terdapat beberapa industri rumah tangga pembuatan cincau hitam. Umumnya, usaha pembuatan cincau hitam tersebut merupakan usaha turun-temurun dari keluarga masing-masig yang masik bertahan hingga kini.
Sedangkan, pembuatan cincau hitam tergolong mudah. Daun cincau hitam seberat dua kilogram dicampurkan ke dalam air mendidih yang sudah disiapkan di dalam drum. Tunggu selama satu hingga dua jam sambil sesekali diaduk. Setelah mencampur, larutan cincau hitam langsung dituang ke cetakan ember yang sudah disediakan.
Salah satu pembeli asal Magetan, Pranoto, mengatakan, cincau merupakan minuman berbuka puasa kesukaan keluarganya. Setiap puasa ia selalu membeli cicau lansung dari pembuatannya.
"Kalau beli di pabriknya lebih murah dan dapatnya banyak. Cincau tersebut dibuat campuran es ataupun kolak sebagai minuman berbuka," kata dia. (*)