Madiun (Antara Jatim) - Penjualan cincau hitam di industri rumah tangga pembuatan cincau di Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, meningkat signifikan selama bulan Ramadhan tahun 2016 akibat tingginya permintaan konsumen.
"Permintaan memang naik drastis dibanding hari biasa. Pada hari biasa saya hanya membuat dua drum cincau hitam, tapi sejak bulan puasa, saya bisa membuat hingga 10 drum dan itu selalu habis setiap harinya," ujar Ibu Kasih, pembuat cincau hitam kepada wartawan, di Madiun, Senin.
Menurut dia, penjualan yang meningkat tersebut seiring dengan keinginan warga Madiun yang menghadirkan es cincau untuk menu berbuka puasa. Selain menyegarkan, rasanya juga sangat nikmat.
Para pembelinya selain ibu-ibu rumah tangga yang datang langsung ke rumah, juga para penjual es dan cincau di pasar-pasar yang ada di Madiun, Magetan, Ngawi, dan bahkan hingga Ponorogo.
"Untuk harga, saya biasa jual Rp14.000 per drum. Setiap satu drum, bisa dijadikan hingga 17 ember cincau hitam," paparnya.
Kondisi yang menguntungkan tersebut selalu terjadi setiap tahun saat memasuki bulan puasa. Pihakya sangat bersyukur karena omzet yang diperolehnya meningkat hingga lima kali lipat.
Adapun bahan baku untuk pembuatan cincau hitam tersebut didapatkan dari Magetan dan Pacitan. Bahan bakunya berupa daun cincau yang dipetik dari pohonnya langsung. Sayang, tumbuhan cincau tersebut mulai sulit ditemukan di wilayah Madiun dan sekitarnya.
Sementara, pembuatan cincau hitam tergolong mudah. Daun cincau hitam sebanyak dua kilogram yang sudah bersih dicampurkan ke dalam air mendidih yang sudah disiapkan di dalam drum. Tunggu selama satu hingga dua jam sambil sesekali diaduk. Setelah mencampur, larutan cincau hitam langsung dituang ke cetakan ember yang sudah disediakan.
Pada saat telah dingin dan menjadi jel, cincau hitam sudah dapat dimakan sebagai campuran es maupun kolak. Sedangkan ampasnya berupa daun cincau yang telah hancur dapat digunakan sebagai makanan ternak ataupun pupuk.
"Usaha pembuatan cincau ini sudah kami jalani selama bertahun-tahun secara turun-temurun. Ini sudah menjadi pekerjaan kami," kata dia.
Seorang pembeli cincau hitam, Zainuri, mengaku cincau yang dibelinya dari Bu Kasih akan dijual kembali di Pasar Besar Madiun.
"Dalam sejari bisa kulakan satu sampai dua drum dari Bu Kasih. Cincau itu saya jual kembali di pasar dan selalu habis sejak masuk bulan puasa," tutur Zainuri.
Untuk satu potong cincau ukuran kecil ia jual seharga Rp2.000, sedangkan potongan ukuran besar dihargai Rp5.000. Dalam sehari omzetnya bisa mencapai ratusan rupiah. (*)