Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan "co-working space" tersebut nantinya selain mengembangkan usaha juga menjadi tempat untuk belajar dan berlatih.
"Dari analisa saya sebelumnya, saya bergeraknya ke hardware. Sekarang sudah banyak yang bantu menyiapkan fasilitas itu. Itu tidak mesti semua menggunakan teknologi, jadi misalkan bergerak di industri mebel juga bisa," katanya.
Selain itu, lanjut dia, "co-working space" ini nantinya akan buka selama 24 jam sehingga anak muda di Surabaya dapat secara maksimal mengembangkan usaha, belajar dan berlatih.
"Semua boleh masuk namun atas rekomendasi dari temannya. Agar peralatannya juga tidak terganggu," ujarnya.
Menurut dia, pihaknya lantas tidak langsung melepas anak-anak muda ini di "co-working space". Sebab ia juga menyediakan mentor dalam "co-working space" ini guna melatih secara detail tata cara mewujudkan industri kreatif.
"Mentor ini bukan hanya dari Indonesia saja, tapi juga dari luar Indonesia dan juga beberapa perusahaan ternama di dunia. Siap akan bantu dan jika ada anak-anak konsultasi," ujarnya.
Risma juga mengatakan bahwa sebelumnya sudah ada program yakni pejuang muda. Program ini sudah berjalan dua tahun lalu. "Rata-rata yang datang itu mencapai seribuan. Rata-rata juga cepat sekali gerakannya dibanding ibu-ibunya yang ada di Pahlawan Ekonomi," ujarnya.
Hal ini menjadikan penilaian tersendiri bagi Pemkot Surabaya, bahwa geliat untuk menuju industri dan ekonomi kreatif semakin tinggi sehingga dapat menekan angka pengangguran di Surabaya.
"Saya ingin, jika memang susah cari kerja ya kita ciptakan sendiri pekerjaan itu," ujarnya.
Wali Kota Perempuan pertama di Surabaya ini juga mengatakan dengan adanya wadah dan kemaun dari anak-anak muda, ia memastikan Surabaya perlahan akan mampu bersaing dengan masyarakat global. (*)