Jember (Antara Jatim) - Ratusan siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Jember, Jawa Timur tidak hadir atau absen dalam pelaksanaan kegiatan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dan ujian nasional kertas dan pensil (UNKP).
"Berdasarkan data, tercatat tiga siswa peserta UNBK yang tidak hadir dan 343 siswa peserta UNKP tidak hadir dalam pelaksanaan ujian nasional pada hari pertama, sehingga jumlah siswa yang tidak hadir 346 siswa," kata Kasi Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Jember Nurhamid di Jember, Rabu.
Jumlah peserta UNBK tingkat SMP/MTs baik negeri maupun swasta tercatat 2.510, namun yang hadir mengikuti UNBK sebanyak 2.507, sehingga tidak hadir tiga siswa. Sedangkan peserta UNKP tingkat SMP/MTs baik negeri maupun swasta tercatat 33.911 siswa dan yang hadir mengikuti ujian 33.568 siswa, sehingga yang tidak hadir 343 siswa.
"Sebagian besar siswa yang tidak hadir itu mengundurkan diri sebagai peserta ujian nasional, setelah namanya ditetapkan sebagai daftar nominasi tetap peserta UN," katanya.
Dari siswa yang tidak hadir mengikuti UNBK dan UNKP tercatat satu siswa sakit, satu siswa izin, tujuh siswa tanpa keterangan, dan sisanya mengundurkan diri dengan berbagai alasan.
"Kami sudah berusaha optimal untuk memberikan penyuluhan dan pengarahan melalui masing-masing sekolah untuk memotivasi siswa untuk tidak mengundurkan diri sebagai peserta UN, meskipun nilai UN bukan sebagai penentu kelulusan," tuturnya.
Jumlah siswa yang tidak hadir dalam mengikuti ujian nasional tahun 2017 meningkat dibandingkan tahun lalu yakni sebanyak 303 siswa.
Informasi yang dihimpun di lapangan, sejumlah siswa mengundurkan diri sebagai peserta ujian nasional karena menikah, bekerja ikut orang tua ke luar daerah, dan masuk ke pondok pesantren.
Sementara Ketua Komisi D DPRD Jember Hafidi menyayangkan peningkatan jumlah siswa yang tidak mengikuti ujian nasional baik UNBK maupun UNKP di Kabupaten Jember, sehingga harus ada evaluasi yang menyeluruh terhadap kegiatan belajar mengajar di wilayah setempat.
"Bupati Jember sudah membuat kebijakan sekolah gratis, namun kenapa justru banyak siswa yang putus sekolah dan tidak mengikuti ujian nasional. Ada apa dengan kebijakan ini, sehingga perlu dilakukan evaluasi," ucap politisi PKB Jember itu.
Ia berharap jumlah siswa yang putus sekolah dengan tidak mengikuti UN bisa menurun setiap tahunnya dan bukan sebaliknya, meskipun UN bukan penentu kelulusan siswa di masing-masing sekolah.(*)