Pamekasan (Antara Jatim) - Latihan Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Se-Nusantara digelar di Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, dijadwalkan berlangsung hingga 29 April 2017.
Menurut Ketua Umum HMI Cabang Pamekasan Chairul Umam, di Pamekasan, Sabtu malam, jumlah peserta yang mendaftar untuk mengikuti Latihan Kader tingkat II (LK-II) HMI Se-Nusantara itu sebanyak 46 orang, namun yang dinyatakan layak mengikuti pelatihan hanya 33 orang.
"Jadi, ada 13 calon peserta LK-II yang terpaksa dipulang karena tidak lulus screening," terang Chairul Umam.
Sistem perkaderan di HMI menurut dia, memang sangat ketat, karena pola perkaderan organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia tersebut memang lebih mengedepankan kualitas, kedisiplinan dan memiliki keinginan kuat untuk maju dan berkembang.
Materi screening meliputi sejarah, mission HMI, Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi (KMO), dan uji makalah.
Masing-masing calon peserta harus membuat makalah yang temanya sudah ditentukan oleh panitia pelaksana, dan kebanyakan peserta yang tidak lulus itu, yang tidak bisa mempertanggung jawabkan makalah yang telah disetor ke panitia.
"Makalah yang disampaikan kepada panitia itu kan dites. Jika mereka tidak bisa mempertanggung jawabkan isi makalahnya, harus legowo pulang," ucap Umam.
Sreening calon peserta selama tiga hari, yakni mulai tanggal 19 hingga 21, sedangkan pelatihan di dalam forum mulai 22 hingga 29 April 2017. "Tadi pagi pembukaan, dan mulai siang hingga malam ini materi pelatihan," terang Umam.
Ketua Umum Pengurus Besar HMI Mulyadi P Tapsir dijadwalkan hadir menjadi pemateri pada LK-II Se-Nusantara bertema "Mempertegas Komitmen Keummatan dan Kebangsaan HMI Ditengah Ancaman Disintegrasi Bangsa" itu.
Tokoh nasional lainnya ialah Mantan Presidium Kahmi Akbar Tanjung, dan anggota DPR RI Ahmad Baidawi.
Pembukaan LK-II se-Nusantara itu oleh Badan Koordinasi (Badko) HMI Jatim, dan dihadiri oleh Presidium Kahmi Jawa Timur Dr Ahmad Noer Fuad.
HMI merupakan organisasi kader yang didirkan pada 5 Februari 1947 di Yogyakarta oleh Lafran Pane dengan tujuan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan menyebar luaskan ajaran agama Islam.
Organisasi ini merupakan organisasi independen dan tidak berafiliasi dengan ormas ke-Islam-an manapun, sehingga para aktivis yang ada di organisasi itu dari berbagai kelompok keagamaan, seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad dan Hidayatullah.
HMI sempat menjadi target PKI untuk dibubarkan, akan tetapi tetap berhasil dipertahankan berkat perlindungan Presiden RI pertama Soekarno.
Organisasi ini bersifat independen, berperan sebagai organisasi kader dan berfungsi sebagai organisasi perjuangan. (*)