Surabaya (Antara Jatim) – USAID PRIORITASs Jawa Timur melakukan asesmen kemampuan membaca atau Early Grade Reading Assesment (EGRA) siswa dari sembilan sekolah dasar (SD) yang ada di Surabaya dan Malang selama empat hari mulai 20 sampai 24 Februari 2017.
"Sembilan SD itu antara lain, tiga SD sekolah laboratorium Universitas Negeri Malang (UM), tiga SD sekolah laboratorium Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan tiga MI sekolah laboratorium Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (Uinsa)," kata Koordinator EGRA wilayah Jatim Agus Prihantoro di Surabaya, Rabu.
Agus menjelaskan tujuan kegiatan ini adalah asesmen yang diakui secara internasional dan yang telah divalidasi digunakan di banyak negara di seluruh dunia.
"Hasilnya nanti digunakan untuk mengetahui kemampuan yang dibutuhkan anak untuk mengetahui komponen kemampuan dari membaca yang masih perlu dikembangkan," kata dia.
EGRA versi Indonesia, lanjut Agus berisi enam tugas untuk mengukur kemampuan membaca siswa kelas awal (dari kelas 1 hingga kelas 3), yaitu satu membaca huruf, dua membaca kata, tiga membaca kata tidak bermakna, empat a membaca cerita pendek, empat b menjawab pertanyaan empat a, lima menyimak dan menjawab pertanyaan.
"Asesmen pada bulan Februari dilakukan kepada 216 siswa kelas III di semboilan sekolah tersebut dan setiap siswa membutuhkan waktu sekitar 15 menit," katanya.
Dia mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitian dan praktIk yang diterapkan USAID PRIORITAS, kelas yang kuat dalam membangun pemahaman membaca adalah kelas yang gurunya mau mengubah metode mengajar berdasarkan feed back yang diterima dari siswa, yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran.
Sementara itu, Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Timur Silvana Erlina, mengungkapkan bahwa kegiatan EGRA ini memiliki manfaat yang besar agar para guru paham bahwa saat siswa kelas awal bisa membaca, ternyata mereka belum tentu paham maknanya dalam satu kalimat.
“Banyak siswa kelas awal yang sangat lancar membaca namun saat ditanya pemahaman arti bacaannya dalam kalimat mereka geleng-geleng kepala tidak paham,” ujarnya.
Selain kegiatan EGRA, pihaknya juga mengembangkan program buku bacaan berjenjang (B3) untuk kelas awal. Dijelaskan oleh Silvana, dalam program ini guru menggunakan buku B3 mengajak siswa bisa membaca sekaligus memahami isi buku.
"Saat ini lebih dari 1,5 juta buku B3 telah dibagikan kepada sekolah-sekolah di 19 kabupaten/kota mitra dan non mitra. Harapannya dengan metode ini, siswa belajar memahami isi buku dan belajar dengan lebih menyenangkan," ujarnya.(*)