Mojokerto (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengapresiasi perubahan inovasi kebijakan pendidikan kejuruan yang digagas oleh pusat yaitu mendukung pendidikan vokasi industri "link and match" Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri.
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, apresiasi itu diikuti langkah nyata pemerintahnya melalui berbagai program seperti menyetarakan pendidikan kejuruan berstandar internasional di 6 SMK berstandar kurikulum Jerman.
"Dukungan lainnya yaitu pembentukan SMK Plus BLK atau SMK Mini untuk melatih masyarakat menjadi tenaga terampil," katanya saat Peluncuran Program Pendidikan Vokasional Industri Kementerian Perindustrian di PT. Dwi Prima Sentosa, Selasa.
"Targetnya sejumlah 54 ribu orang pertahun, dengan jumlah 270 SMK Mini yang sebagian besar tersebar di pondok pesantren," katanya.
Ketiga, kata dia, pembentukan kelas industri seperti Alfamart class, Honda Class dan Pembangkit Jawa Bali Class.
"Keempat memastikan percepatan sertifikasi lulusan melalu SLP satu di SMK dan SLP dua di Dispendik Jatim. Kelima, pembentukan karakter atau sofskill yakni dengan bekerjasama dengan Kepala Staf Angkatan Laut di Malang. Keenam, bekerjasama dengan Kobandikalatal khususnya kelas kapal dalam laut," katanya.
Pria yang akrab dipanggil Pakde Karwo ini mengatakan, untuk mewujudkan provinsi industri, Pemprov juga mengadakan pelatihan kerja sebanyak 28 ribu angkatan kerja yang diselenggarakan melalui pelatihan berbasis kompetensi.
Ia mengatakan, peluncuran program pendidikan vokasional industri yang digagas Kementerian Perindustrian semakin mendorong Jatim menjadi provinsi industri.
"Ini karena syarat utama untuk menjadi provinsi industri, PDRB suatu wilayah harus didukung sektor industri dengan kontribusi minimal 30 persen. Sementara di Jatim, kontribusi sektor industri sudah mencapai 28,92 persen dari total PDRB sebesar Rp1.855 triliun," katanya.
Menurut Pakde Karwo, peran sektor industri di Jatim sangatlah besar. Selain jumlahnya yang terus meningkat, sektor ini juga menyerap tenaga kerja yang cukup besar.
"Pada tahun 2016 jumlah industri di Jatim sebanyak 813.140 usaha yang terdiri dari industri kecil sebanyak 97,35 persen, industri menengah 2,51 persen dan industri besar 0,14 persen," katanya.
Pada kesempatan yang sama Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto memuji Jatim yang mana sudah siap menjadi provinsi industri.
"Sektor Industri Jatim lebih besar sumbangsih nya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, dibandingka Jerman yang hanya 25 persen. Upaya yang dilakukan Pemprov Jatim bisa dijadikan contoh untuk provinsi lain salah satunya 'link and match' antara SMK dengan dunia industri," katanya.
Pada peluncuran program ini juga dihadiri oleh sejumlah Bupati, Wakil Bupati dan Wali Kota dan Wakil Wali Kota di Jawa Timur. Selain itu, juga dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla.(*)