Surabaya (ANTARA) - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memperkuat kolaborasi dan inovasi pendidikan inklusi di Asia Tenggara melalui Simposium Internasional Pendidikan Inklusi di kampus setempat, Rabu.
Wakil Rektor III Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi, dan Science Center Unesa Bambang Sigit Widodo mengatakan kegiatan itu bertajuk International Symposium in Inclusive Education to Empowering the Innovation in Assistive Technology for The Equality and Accessibility.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari komitmen kerja sama Unesa dengan The Southeast Asian Minister of Education Organization Regional Centre for Special Educational Needs (SEAMEO SEN), dan Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM).
Simposium ini merupakan bentuk kolaborasi strategis untuk memperkuat implementasi dan inovasi pendidikan inklusi tidak hanya di Indonesia melalui Unesa, maupun Malaysia melalui UTeM, tetapi juga di negara lain.
"Kegiatan ini penting agar inovasi Unesa untuk kemudian bisa diadaptasikan untuk kelompok disabilitas. Harapannya melalui kegiatan ini, inovasi bisa semakin meluas dan ber-impact ke perguruan tinggi dan negara lain," ucapnya.
Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendasmen) Baharudin mengapresiasi kegiatan ini yang membahas upaya strategis untuk memastikan anak-anak disabilitas bisa mandiri dalam kehidupan yang berkelanjutan.
"Semoga kolaborasi lewat forum ini menjadikan penyelenggaraan pendidikan inklusi semakin masif dan meningkat baik bentuk maupun mutu pelayanannya. Mudah-mudahan dari sini banyak pelajaran dan catatan penting sebagai dasar pengambilan kebijakan kami ke depan," harap alumnus Unesa tersebut.
Baginya, penyelenggaraan pendidikan khusus dan inklusi tidak cukup hanya dikerjakan pemerintah, tetapi juga perlu kolaborasi dan keterlibatan semua pihak, pemerintah pusat dan daerah hingga kabupaten dan kota, perguruan tinggi, dan mitra termasuk SEAMEO SEN.
Sementara itu, Deputy Director of SEAMEO SEN Mohd Azlis Sani bin Md Jalil menyampaikan bahwa SEAMEO SEN tertarik dengan riset dan inovasi yang dihasilkan Unesa.
Pihaknya mendukung agar produk dan inovasi yang dihasilkan bisa dikembangkan dan didesiminasikan ke sebelas negara yang menjadi bagian dari SEAMEO SEN.
"Unesa punya inovasi salah satunya Big Book yang berbahasa Indonesia tinggal di-translate atau diadaptasi ke bahasa negara lain yang membutuhkan. Begitu juga dengan teknologi asistif yang dihasilkan Unesa hanya perlu diadaptasi," ucapnya.
SEAMEO SEN mendukung dan memfasilitasi agar inovasi tersebut juga bisa dikembangkan dan diterapkan di negara lain yang membutuhkan.
“Kami bantu dan fasilitasi atau menjembatani pengenalan inovasi termasuk kolaborasi di bidang disabilitas,” ujar Mohd Azlis Sani.