"Untuk menciptakan kemandirian energi diperlukan pengembangan energi alternatif. Jika tidak dilakukan maka suatu saat kita akan kehabisan minyak," katanya dalam talk show “Kemandirian Energi sebagai Kekuatan Ketahanan Nasional” di Institur Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, sumber daya alam harus dikelola dengan prinsip kebermanfatan, bukan menjadikannya komoditas karena UUD 1945 jelas menyatakan kekayaan alam dikelola dan dikuasai negara serta digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
"Kalau menjadikan kekayaan alam sebagai komoditas maka kemanfaatan yang diperoleh lebih kecil," jelasnya.
Jika gas dijadikan komoditas maka cukup dijual saja sehingga dapat keuntungan, tetapi kalau mengedepankan asas kemanfaatan, bisa dibuat produk turunan dari gas, seperti pupuk hingga industri petrokimia sehingga nilai untung gas berlipat-lipat.
Dia juga menekankan pentingnya menjaga kemandirian bangsa pada bidang energi agar negara menjadi berdaulat.
"Kedaulatan erat kaitannya dengan ketahanan artinya ketersediaan terjamin dan dapat diakses serta stok mencukupi sehingga bangsa bisa mandiri," tutur Arcandra.
Dia juga menekankan pentingnya menjaga kemandirian bangsa pada bidang energi agar negara menjadi berdaulat.
"Kedaulatan erat kaitannya dengan ketahanan artinya ketersediaan terjamin dan dapat diakses serta stok mencukupi sehingga bangsa bisa mandiri," tutur Arcandra.
Jika hanya mengandalkan teknologi yang ada sekarang akan sangat mustahil membicarakan kemandirian energi.
“Saya diingatkan ketika saya mencoba teknologi karena beresiko pidana, padahal teknologi ada kalanya dia gagal. Dari gagal nanti ada perbaikan. Kalau gagal di Indonesiia ada embel-embel kriminalisasi ini kapan bisa sukses,” jelasnya.
Sementara itu, disinggung soal pembangunan kilang minyak baru, dirinya mengatakan bahwa hal itu merupakan sebuah keharusan karena pembangunan juga untuk Energi Security. Dia pun mendukung Pertamina untuk merealisasikan hal tersebut.
Rektor ITS, Djoni Hermana menjelaskan, kehadiran ESDM di ITS menjadi hal yang baru. Dirinya menambahkan kehadiran ESDM ini sangat penting sehingga ITS nantinya dapat mengetahui kebutuhan energi yang dikembangkan pemerintah.
“Selama ini penelitian kami masih bias, lebih cenderung individu. Makanya kami bisa lebih meningkatkan kualitas penelitian kami,” tuturnya.
Dia menjelaskan, untuk meraih hal itu dilakukan juga dalam bentuk kerjasama dengan industri. Salah satunya Ekstrak Minyak Kemiri dari penelitian jurusan kimia. (*)
“Saya diingatkan ketika saya mencoba teknologi karena beresiko pidana, padahal teknologi ada kalanya dia gagal. Dari gagal nanti ada perbaikan. Kalau gagal di Indonesiia ada embel-embel kriminalisasi ini kapan bisa sukses,” jelasnya.
Sementara itu, disinggung soal pembangunan kilang minyak baru, dirinya mengatakan bahwa hal itu merupakan sebuah keharusan karena pembangunan juga untuk Energi Security. Dia pun mendukung Pertamina untuk merealisasikan hal tersebut.
Rektor ITS, Djoni Hermana menjelaskan, kehadiran ESDM di ITS menjadi hal yang baru. Dirinya menambahkan kehadiran ESDM ini sangat penting sehingga ITS nantinya dapat mengetahui kebutuhan energi yang dikembangkan pemerintah.
“Selama ini penelitian kami masih bias, lebih cenderung individu. Makanya kami bisa lebih meningkatkan kualitas penelitian kami,” tuturnya.
Dia menjelaskan, untuk meraih hal itu dilakukan juga dalam bentuk kerjasama dengan industri. Salah satunya Ekstrak Minyak Kemiri dari penelitian jurusan kimia. (*)