Jember (Antara Jatim) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jember mendorong peranan media untuk mengurangi risiko bencana melalui karya jurnalistiknya, sehingga organisasi jurnalis tersebut menggelar kegiatan diskusi "Bencana dan Media" yang digelar di sekretariat AJI Jember, Jawa Timur, Minggu malam.
"Hampir seluruh daerah memiliki potensi terjadinya bencana banjir dan tanah longsor selama musim hujan, termasuk Kabupaten Jember, sehingga jurnalis juga harus 'melek' tentang kebencanaan," kata Sekretaris AJI Jember Sri Wahyunik di sela-sela kegiatan diskusi di Sekretariat AJI Jember.
Menurutnya, banyak media yang gencar melakukan pemberitaan saat terjadi bencana, bahkan sebagian jurnalis nekat memasuki kawasan bencana yang jelas-jelas dilarang oleh pihak yang berwenang.
"Padahal berbicara tentang bencana, tidak hanya ketika bencana menerjang karena sebenarnya hal yang penting adalah tentang pengurangan risiko bencana yang harus disampaikan media kepada masyarakat," tuturnya.
Namun, tidak banyak pihak yang antusias menyuarakan tentang isu pengurangan risiko bencana ini, padahal jurnalis di masing-masing media memiliki peranan yang penting dalam hal tersebut.
"Dalam dikusi media dan bencana yang digelar AJI Jember diharapkan kawan-kawan jurnalis tidak hanya memberitakan saat bencana melanda dan pascabencana, tetapi juga bagaimana membuat berita untuk meminimalisir terjadinya bencana itu sendiri," katanya.
Kegiatan diskusi "Sinau Bencana dan Media" tersebut juga mengundang Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Mahmud Rizal untuk memberikan pemaparan sejauh mana peran media untuk mengurangi risiko bencana.
"Media memiliki peranan penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, sehingga jurnalis juga perlu menyampaikan informasi melalui pemberitaan tentang pengurangan risiko bencana alam," kata Mahmud Rizal.
Sejauh ini, kata dia, sangat sedikit media yang memberitakan tentang kabar pengurangan risiko bencana, padahal pemberitaan tersebut sangat penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bencana.
Data BPBD Jember mencatat sebanyak 17 kecamatan dari 31 kecamatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur merupakan daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor selama musim hujan. (*)