Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan banjir luapan Bengawan Solo di hilir Bojonegoro aman di bawah siaga banjir dengan ketinggian air 11 meter, Sabtu pukul 11.00 WIB.
"Posisi ketinggian air Bengawan Solo di hilir Bojonegoro sudah aman di bawah siaga banjir," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Sabtu.
Sesuai laporan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan bahwa ketinggian air di hilir Tuban, Babat, Lamongan, juga berangsur-angsur surut.
Sementara ini ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Babat, Lamongan, di bawah siaga banjir dengan ketinggian 6,81 meter.
Namun ketinggian air di Plangwot/Laren, Karanggeneng dan Kuro, Lamongan, masih siaga I dengan ketinggian masing-masing 5,03 meter, 3,809 meter dan 1,74 meter.
Menurut Andik, surutnya air Bengawan Solo di hilir Jatim juga bisa dilihat dari air luapan Bengawan Solo yang masuk ke persawahan akibat jebolnya tanggul Kali Inggas di Desa Pucangarum, Kecamatan Baureno, berhenti.
Bahkan, lanjut dia, air di persawahan di desa setempat sudah mulai kembali masuk kembali ke Kali Inggas disebabkan Bengawan Solo airnya surut.
"Perbaikan tanggul Kali Inggas semalam sudah selesai, tapi jebol kembali akibat diterjang arus air banjir," jelas dia.
Ia memperkirakan jebolnya kembali tanggul Kali Inggas yang sudah diperbaiki dengan memberi karung yang diisi tanah, disebabkan penahannya hanya trucuk bambu.
Oleh karena itu, menurut dia, Tim BPBD bersama dengan para petani sekarang ini melakukan perbaikan kembali tanggul Kali Inggas yang jebol sepanjang 10 meter dengan memasang bronjong sebelum diurug dengan karung yang diisi tanah.
"Perbaikan tanggul Kali Inggas membutuhkan tidak lebih 2.000 karung," ucapnya dia yang memimpin langsung perbaikan tanggul Kali Inggas.
Kepala Desa Pucangarum, Kecamatan Baureno, Bojonegoro Sanawi, sebelumnya, menyebutkan, tanaman padi di persemaian dan baru tanam di desanya yang diterjang air banjir luapan Bengawan Solo seluas 165 hektare.
"Kemungkinan besar tanaman padi baik yang masih di persemaian maupun tanaman padi yang baru tanam rusak diterjang banjir," ujarnya. (*)