Surabaya, (Antara Jatim) - Pengoperasian alat bongkar muat yang dioperatori "Electric Middle Voltage" (EMV) PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Tanjung Perak, Jawa Timur kini telah menggunakan listrik, sebagai solusi untuk efisiensi tenaga di kawasan itu.
Public Realtion PT TPS M Soleh, di Surabaya, Rabu mengatakan alasan efisiensi menjadi kecenderungan utama PT TPS beralih memanfaatkan suplai tenaga listrik (power supplay) alat bongkar muat.
Sehingga, kata Soleh, penggunaan tenaga "Diesel Genset on Board" (DGB) yang selama ini menjadi penyuplai tenaga tenaga alat bongkar muat Container Crane (CC) sudah ditinggalkan.
"Kami butuh efisiensi. Karena kecenderungan mahalnya harga bahan bakar minyak untuk menggerakkan genset. Untuk itu kini TPS sudah menginvestasikan Rp60 miliar guna menyiapkan gardu distribusi listrik dan perlengkapannya," katanya.
Ia mengatakan penggunaan bahan bakar minyak sebagai penggerak Diesel Genset on Board sebelumnya membuat pengeluaran TPS sangat tinggi.
"Oleh karena itu, kami butuh perubahan power supplay dari Diesel Genset on Board menjadi Electric Middle Voltage," tuturnya.
Dikatakannya, ada empat manfaat yang bisa dirasakan PT TPS dengan mengoperasikan listrik dibanding menggunakan bahan bakar minyak yakni efiensi biaya bahan bakar bisa mencapai 50 persen dari sebelumnya atau jauh lebih irit dan efisien.
Soleh membandingkan skala efisiensi menggunakan DGB dengan EMV, yakni dari sekitar 2,77 liter Solar per box (asumsi : harga 1 liter solar industri Rp 10.000), menjadi sekitar 8,50 KWH listrik per box (harga listrik per KWH sekitar Rp 1.250).
Selain itu, juga mampu mengurangi emisi gas buang (CO2 emission) serta menurunkan kebisingan (Environment Issue).
"Juga akan mengurangi frekuensi pemeliharaan, dan bisa menaikkan layanan bongkar muat kapal di Level of Service, serta menghilangkan biaya penggantian engine parts," katanya.
Oleh karena itu, Soleh mengaku untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik yang mendukung operasional bongkar muat, PT TPS yang merupakan anak usaha Pelindo III sebelumnya telah menandatangani "Memorandum of Understanding" (MoU) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN.
"Dirut PT TPS Dothy dan Nur Syamsiah mewakili TPS, serta Ardiansyah yang mewakili PLN pada MoU tersebut," kata Soleh.
Menanggapi hal itu, Manager Area PLN Distribusi Ardiansyah mengatakan pemasangan instalasi di TPS sudah dilakukan, dan merupakan yang tercepat.
"PLN hanya membutuhkan 14 hari, dari target 75 hari untuk menyelesaikan instalasinya, dan TPS akan dipasok PLN dengan daya listrik sebesar 5.540 KVA di dermaga internasional dan domestik," katanya.(*)