Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengundang "chef" internasional untuk mengenalkan berbagai olahan tahu, sehingga bisa dimasak menjadi beragam masakan.
"Kami ingin ada transformasi dari berbagai bentuk makanan dan rasanya tentunya enak. Kegiatan ini momen penting, dan bersamaan kami ingin kembangkan tahu yang nantinya bisa disediakan dalam banyak varian rasa, dan 'chef' mewakili rasa-rasa itu," kata Istri Wali Kota Kediri Ferry Silviana Feronica Abdullah Abu Bakar dalam acara festival tahu di Kediri, Minggu sore.
Ia mengatakan, kedatangan para "chef" tersebut tentunya bisa mendorong agar juru masak ataupun pengelola UMKM maupun ibu rumah tangga di Kediri agar lebih kreatif dalam mengolah tahu. Jika UMKM lebih kreatif, tentunya ada nilai lebih untuk usaha mereka, sebab lain daripada lainnya.
Makanan tahu merupakan identik dari Kota Kediri, sama dengan batik yang identik dengan Solo, Yogyakarta. dari berbagai menu yang dibuat para "chef" tersebut, ternyata tahu bisa menjadi bahan makanan yang enak dan sehat.
"Bahkan rasa masakan dari luar negeri, seperti pizza, pasta juga bisa (diolah dari bahan baku tahu). Untuk itu, kami mengundang 'chef' ada yang dari Itali, Jerman, dan kami ingin tunjukkan bahwa tahu bisa ditransformasi ke berbagai rasa," tegasnya.
Beberapa "chef" yang diundang itu seperti Janet DeNeefe. Ia lahir di Australia, pemilik restoran Indus di Bali, serta penulis tentang masakan. Selain itu terdapat Dedes Dwi Ratnasari, "chef" Imbiss stube, restoran Jerman. Dedes adalah "chef" profesional dan konsultan "food and beverages" di banyak restoran terkenal.
Lainnya adalah Guiseppe Coglitore berasal dari Palermo, Italia. Pemilik sig nora pasta. Gilles Emile Morx, "chef founder" Restoran Perancis Amuz lahir di Alsace, Perancis. Dian Anggraini adalah "Ambassador Food Revolution Java" untuk Jamie Oliver Foundation, sejumlah "chef" asal Kota Kediri serta pelajar dari Kota Kediri.
Masing-masing "chef" membuat menu masakan yang unik, misalnya "Chef" Guiseppe Coglitore. Ia membuat olahan pasta dengan ada campuran tahu. Ia pun tidak kesulitan, dan justru menemukan rasa yang gurih, nikmat, serta sehat.
"Saya tidak memakai daging, tapi tahu. Di Kediri, tahu masih segar dan saya sudah mencobanya lebih enak. Biasanya menggunakan daging, tapi ini menggunakan tahu, tapi protein sama," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan menggunakan bahan baku tahu selain lezat juga sehat. Tahu antikolesterol, antikanker, sehingga ia menyukainya. Ia pun mengajarkan membuat masakan Itali yang semua orang bisa membuatnya di rumah.
Gilles Emile Morx, "chef" lainnya mengatakan ia membuat olahan tahu dengan menjadikannya sup. Tahu sebagai salah satu masakannya dipotong kecil-kecil lalu digoreng. Ia pun mengatakan, tahu juga enak menjadi salah satu masakan, sebab rasanya gurih.
Acara tersebut diselenggarakan di Balai Kota Kediri, dengan dihadiri muspida Kota Kediri serta warga dari masing-masing kelurahan. Setelah masak selesai, setiap warga dari masing-masing kelurahan dipersilakan mencicipi menu masakan yang telah dibuat oleh "chef" tersebut. (*)