Jember (Antara Jatim) - Sejumlah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Jember menginisiasi program "Pos Kader Ibu Cermat Gizi" atau disingkat "Padi Ceri" untuk mengatasi gizi buruk pada anak bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Dari pengamatan kami, kejadian balita kurang gizi juga terjadi di Jember, khususnya di Kecamatan Jelbuk yang memiliki permasalahan gizi dibandingkan dengan kecamatan lainnya, khususnya balita kurang gizi," kata mahasiswa PSIK Universitas Jember (Unej) Dwi Yoga Setyorini di Jember, Kamis.
Menurut dia, gizi balita merupakan faktor yang sangat penting karena berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan balita karena balita dengan dengan gizi buruk memiliki risiko sering terkena penyakit.
Dwi bersama Talitha Zhafirah, Fiqri Nur Latifatul Qolbi, Rizky Bella Mulyaningsasi dan Neneng Dwi Saputri sepakat menjalankan program "Padi Ceri" di Dusun Bacem dan Sumbercadik, Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk.
"Padi Ceri adalah program yang dirancang membangun kapasitas petugas kesehatan dan para kader posyandu dalam memberikan konseling pemberian makanan bayi dan anak untuk mencegah kekurangan gizi pada balita," tuturnya.
Kegiatan yang dilakukan antara lain berbagi informasi kesehatan, pembudidayaan tanaman pangan keluarga, pelatihan pembuatan makanan alternatif seperti nugget ontong, brownies singkong, es krim ubi dan lain-lain, serta pemeriksaan status gizi balita.
"Dalam pelaksanaannya, kami berkoordinasi dengan Puskesmas Jelbuk, bidan desa beserta perangkat desa lainnya," kata mahasiswa PSIK lainnya, Thalita.
Program Padi Ceri yang digagas oleh lima srikandi PSIK Unej ternyata berbuah positif karena selama periode pelaksanaan program mulai Maret hingga Juli 2016, tercatat dari enam balita yang tergolong mengalami gizi buruk, tersisa hanya dua balita saja yang masih mengalami gizi buruk.
"Kemudian balita yang berstatus gizi kurang yang semula tercatat delapan balita, kini tinggal enam orang. Dari hasil pengamatan kami, rata-rata setiap balita berat badannya bertambah 300 gram sampai 1 kilogram per bulannya," ujarnya.
Inisiatif program "Padi Ceri" mahasiswi PSIK Universitas Jember tersebut disambut baik oleh Kepala Desa Panduman, Winarko.
Winarko berharap program Padi Ceri terus berlanjut dan berkembang, sehingga pengentasan balita gizi buruk dan kurang gizi dapat tercapai, tidak hanya di Desa Panduman saja, namun juga di seluruh desa lainnya di Kecamatan Jelbuk.
"Dengan program Padi Ceri, warga beserta kader kesehatan di Desa Panduman ini bisa tahu bagaimana memberi gizi yang baik untuk balita, sampai pada bagaimana cara memasak yang baik dan benar," katanya.(*)