Blitar, (Antara Jatim) - Puluhan warga dari berbagai daerah berebut tumpeng ketupat cokelat dalam kegiatan tumpengan yang dilakukan di lokasi wisata "Kampung Coklat" Desa Plosorejo Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Devi, salah seorang pengunjung di "Kampung Coklat" mengatakan ia baru pertama kali menikmati ketupat cokelat. Ia pun tidak menyangka, sebab ia berencana hanya liburan dengan keluarga ke tempat wisata ini.
"Ini rasanya spesial sekali. Saya liburan dengan keluarga, dan ternyata di tempat ini ada acara tumpengan ketupat cokelat. Saya pun baru kali ini menikmatinya," katanya ditemui dalam kegiatan itu, Rabu.
Ia mengaku senang dengan acara tersebut. Ia pun tidak keberatan berdesak-desakan dengan warga lainnya yang juga datang ke lokasi, sebab ia merasa puas bisa menikmati ketupat cokelat.
Nani Lestari, pengunjung lainnya mengaku rasa ketupat cokelat yang dimakannya beda dengan ketupat lainnya. Rasa cokelatnya terasa, sehingga nikmat dimakan dengan berbagai macam lauk dan sayuran.
"Tadi lauknya ada ikan, urap, dan makan ketupatnya ini beda dengan ketupat lainnya. Kalau di sini, pakai sayur lodeh, jadi rasanya nikmat," ujarnya.
Sementara itu, Ahsin, pengelola lokasi wisata "Kampung Coklat" mengatakan acara ketupat ini merupakan bagian dari tradisi warga Muslim sepekan setelah Idul Fitri. Ketupat juga dibuat beda dengan ketupat lainnya, dengan dicampur dengan cokelat.
"Karena kami di 'kampung coklat', kami juga ingin edukasi masyarakat. Jadi, ketupat kami buat dari cokelat, kombinasi nasi dan cekelat," tuturnya.
Ia menambahkan, Indonesia merupakan produsen kakao yang cukup besar di dunia. Sebagai pengelola wisata, ia ingin membangun Indonesia dengan cokelat. Dengan itu, produksi kakao di Indonesia akan lebih terkenal.
Ketupat cokelat sengaja dibuat di wisata "Kampung Coklat" tersebut. Ketupat itu dibuat dari beras yang dicampur dengan cokelat, sehingga warnanya juga beda dari ketupat lainnya. Selain itu, rasanya juga beda dengan ketupat pada umumnya.
Ketupat itu dibentuk menjadi gunungan dan ditata satu per satu. Ketupat juga diarak sekitar 500 dari lokasi wisata tersebut. Setelah tiba di "Kampung Coklat", pemuka agama serta pengelola berdoa bersama. Kegiatan itu juga diikuti warga yang berkunjung ke tempat tersebut.
Setelah didoakan, warga berebut ketupat cokelat. Mereka sempat berdesak-desakan untuk mendapatkan ketupat tersebut. Namun, akhirnya seluruh warga yang hadir bisa menikmati ketupat tersebut.
Lokasi wisata "Kampung Coklat" mengolah berbagai olahan kakao tersebut. Selain olahan cokelat, berbagai produksi di tempat itu juga dibuat menggunakan bahan cokelat, misalnya mi ayam cokelat.(*)