Ponorogo (Antaranews Jatim) - Warga Ponorogo, Jawa Timur, turun ke jalan untuk berebut "apuah" saat digelar kirab pusaka dari kawasan kota lama Pasar Pon menuju Pringgitan atau Rumah Dinas Bupati di lingkungan Alun-alun kabupaten setempat.
"Apuah itu bisa diartikan sebagai berkah. Karena yang dikirab adalah benda pusaka peninggalan pendahulu kami sejak ratusan tahun silam," ujar Bupati Ponorogi Ipong Muchlissoni kepada wartawan di sela kirab, Senin.
Terdapat tiga benda pusaka yang dikirab, masing-masing adalah pusaka payung "songsong tunggul nogo", tombak "tunggul wulung" dan tambang atau sabuk "cinde puspito".
Tiga benda pusaka itu semula pada Minggu malam, 9 September, dibedol dari Pringgitan menuju ke Pasar Pon. Petang tadi dikirab untuk dikembalikan ke Pringgitan.
Menurut Ipong, bedol dan kirab pusaka tersebut dimaksudkan sebagai napak tilas sejarah perjalanan Kabupaten Ponorogo, yang pada 11 Agustus lalu merayakan hari jadi ke- 522.
"Karena pemerintahan Kabupaten Ponorogo semula dulu pada 522 tahun yang lalu berpusat di kawasan kota lama Pasar Pon. Pusat pemerintahan dipindahkan ke Pringgitan di kawasan Alun-alun Ponorogo sejak tahun 1738, yang terus berlangsung sampai sekarang," katanya, menjelaskan.
Napak tilas melalui kirab pusaka tersebut mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat setempat maupun wisatawan, yang tampak memenuhi jalan-jalan di sepanjang rute dari Pasar Pon menuju Pringgitan.
Ipong menyebut jumlah masyarakat yang turun ke jalan menyaksikan kirab pusaka mencapai 200 ribu orang. "Mereka berebut apuah dari kirab pusaka ini," ucapnya.
Sebagai simbol apuah, dia menandaskan, peserta kirab yang terdiri dari para pejabat forum koordinasi pimpinan daerah setempat dengan menaiki delman berarakarakan melemparkan jajanan di sepanjang jalan dari rute Pasar Pon ke Pringgitan. Masyarakat tampak berebut mendapatkannya.
Perayaan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo tahun ini bersamaan dengan perayaan "suroan", atau tahun baru Islam, 1 Muharram 1440 Hijriah, sehingga pemerintah setempat memasukkan kegiatan Kirab Pusaka ini ke dalam agenda "Grebeg Suro", untuk menarik minat wisatawan. (*)