Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Kegiatan Apel Kebangsaan Cinta Pluralisme dengan rangkaian acara Kirab Pusaka Nusantara, Sedekah Bumi, dan Pameran Pusaka memperkuat semangat persatuan dan kebhinekaan di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Kami bersyukur menjadi bangsa yang dianugerahi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dengan dasar itulah maka NKRI terus melaju ke depan," kata Bupati Jember Muhammad Fawait saat membuka kegiatan Apel Kebangsaan Cinta Pluralisme yang digelar di alun-alun Jember, Minggu.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember untuk pertama kalinya dalam sejarah menyelenggarakan apel kebangsaan yang dilangsungkan di Alun-Alun Nusantara Jember dan diikuti secara antusias oleh seluruh elemen masyarakat dari 226 desa dan 22 kelurahan tersebar 31 kecamatan.
"Di Indonesia kami bersatu, tanpa memandang perbedaan agama, suku, dan golongan. Apel Kebangsaan itu adalah investasi kami untuk mewujudkan Jember Baru, Jember Maju," katanya.
Ia menjelaskan bahwa apel kebangsaan itu bukan sekedar acara seremonial, namun menjadi momen penting untuk memperkuat semangat kebhinekaan, mempererat rasa persatuan, dan meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga serta merawat budaya bangsa Indonesia.
Menurutnya kegiatan itu merupakan kolaborasi besar antara Pemkab Jember melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) bersama Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK) sebagai organisasi resmi bentukan pemerintah yang memiliki tugas utama dalam menjalin pembaruan kebangsaan, menyelenggarakan forum dialog, sosialisasi, dan konsultasi tentang nilai-nilai kebangsaan.
Kirab pusaka dimulai dari titik kumpul depan Jalan Gajahmada dan berakhir di Alun-Alun Nusantara. Pusaka-pusaka dari berbagai daerah diperagakan, menjadikan acara ini sebagai peragaan pusaka terbesar sepanjang sejarah Kabupaten Jember.
Setiap organisasi perangkat daerah (OPD) ikut berpartisipasi dengan membawa 10 hingga 20 peserta beserta tumpeng sebagai simbol rasa syukur dan kearifan lokal dalam budaya sedekah bumi.
"Pameran pusaka menampilkan beragam peninggalan budaya dan sejarah sebagai pengingat nilai-nilai luhur bangsa," ujarnya.
