Lumajang (Antara Jatim) - Badan SAR Nasional (Basarnas) memperpanjang waktu untuk melakukan pencarian pendaki asal Swiss yang hilang di puncak Gunung Semeru (3.676 mdpl) dari tujuh hari menjadi 10 hari.
"Sesuai dengan prosedur tetap yang diterapkan Basarnas, batas pencarian maksimal tujuh hari, namun kami minta anggota Basarnas di lapangan memperpanjang waktu pencarian bertambah tiga hari lagi," kata Kepala Basarnas Jawa Timur M. Arifin saat dihubungi dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu.
Menurut dia, pihak keluarga pendaki yang hilang melalui Konsulat Kehormatan Swiss di Surabaya meminta pencarian terus dilakukan hingga korban ditemukan dan berdasarkan pertimbangan tersebut diperpanjang waktu pencarian pendaki yang hilang (survivor) di Gunung Semeru.
"Sambil melakukan evaluasi, kami akan memantau kondisi tim SAR di lapangan karena hari Rabu ini sudah memasuki hari kedelapan pencarian survivor di gunung tertinggi Pulau Jawa itu," katanya.
Ia mengatakan ada kemungkinan batas waktu pencarian bisa diperpanjang lagi, setelah tiga hari penambahan waktu pencarian tidak juga ditemukan, namun hal tersebut disesuaikan dengan kondisi tim SAR di lapangan dan pihak Basarnas tidak bisa memaksakan untuk terus melakukan pencarian dengan kondisi tim SAR yang sudah kelelahan.
"Kami berharap tim SAR segera menemukan pendaki asal Swiss tersebut dalam kondisi selamat karena pencarian sudah dilakukan semaksimal mungkin dari berbagai pihak yang terlibat di lapangan," tuturnya.
Hasil analisa di lapangan, lanjut dia, pendaki asal Swiss tersebut selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain berdasarkan sejumlah jejak kaki yang diduga milik survivor yang ditemukan anggota tim SAR di kawasan puncak Semeru.
Terkait dengan upaya pencarian dengan pesawat tanpa awak (drone), Arifin mengatakan posisi pesawat tersebut sudah berada di Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
"Kalau cuaca bagus dan cerah, maka pesawat tanpa awak itu bisa diterbangkan untuk mencari survivor Semeru. Namun kalau kondisi mendung dan hujan, maka pesawat itu tidak bisa diterbangkan," katanya.
Pesawat tanpa awak tersebut digunakan untuk proses pencarian dari udara guna membantu pencarian dari bawah yang dilakukan oleh Tim SAR karena hingga hari kedelapan pencarian survivor juga belum ditemukan.
Seorang pendaki asal Swiss bernama Lionel Du Creaux (26) dinyatakan hilang saat mendaki secara ilegal di jalur pendakian Gunung Semeru dan laporan hilangnya pendaki tersebut baru dilaporkan rekannya Alice Guignard kepada petugas Resort di Pos Ranu Pani pada 7 Juni 2016.(*)