Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, akan mengoptimalkan penyembelihan sapi di rumah potong hewan (RPH) kota setempat dengan cara meningkatkan sapi yang disembelih guna menekan harga daging agar tidak terlalu melambung tinggi.
"Kami tetap mengoptimalkan pemotongan di RPH, jadi pedagang juga tidak kekurangan," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Kediri Semeru Singgih di Kediri, Jumat.
Ia mengakui kebutuhan daging masih belum bisa terpenuh secara maksimal karena jumlah sapi yang dipotong turun dari biasanya 16 per RPH saat ini turun menjadi sekitar 12-13 ekor sapi per hari.
"Ini terjadi sejak awal tahun ini, salah satu pemicunya harga sapi mahal, jadi secara lokal ada kendala," ujarnya.
Ia pun mengaku, pemerintah akan berupaya lebih baik lagi, agar kebutuhan daging di Kota Kediri bisa tercukupi dan harga terjangkau.
Semeru mengemukakan, populasi sapi di Kediri sebenarnya masih besar, hingga 3.000 ekor. Namun, tidak semua sapi bisa dipotong untuk memenuhi pasar akan daging, sebab pemerintah membuat aturan untuk tidak membolehkan sapi betina produktif disembelih.
"Secara populasi ada 3.000 ekor, jadi cukup. Namun, tidak semua dipotong untuk daging, tapi juga untuk dikembangkan lagi. Yang boleh dipotong betina tidak produktif," ujarnya.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota Kediri tidak bisa mengintervensi secara langsung agar harga daging turun dan lebih terjangkau bagi pembeli. Oleh karena itu, pemkot kini menunggu kiriman daging impor dari pusat, dengan harapan harga akan lebih stabil.
"Soal harga daging sapi itu tergantung pasar dan stok nasional, tidak hanya lokal saja. Dengan impor daging, nanti akan turun dan kami tungggu dari Jakarta," katanya.
Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Kota Kediri masih relatif tinggi, sekitar Rp100.000 per kilogram. (*)