Probolinggo (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, melatih ribuan kader juru pemantau jentik (jumantik) untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) di kabupaten setempat.
"Seluruh kader jumantik terus diberdayakan karena potensi meningkatnya DBD selama musim hujan cukup tinggi di Probolinggo," kata Kasi Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Probolinggo Wiwik Yuliati, Senin, di Probolinggo.
Menurut dia, jumlah kader jumantik yang sudah dilatih mencapai 1.948 orang dan satu kader bertugas memantau 20 rumah warga yang tersebar di beberapa kecamatan endemis Kabupaten Probolinggo di antaranya Kecamatan Paiton, Kraksaan, Pajarakan, Maron, dan Kotaanyar.
"Dengan jumlah itu diharapkan para kader jumantik di Kabupaten Probolinggo bisa memantau hingga 38.960 rumah dan diharapkan ribuan rumah itu bisa dinyatakan terbebas dari penyakit DBD yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti itu," tuturnya.
Ia mengatakan peran kader jumantik tersebut sangat penting untuk mengubah pola hidup warga yang lebih bersih dan sehat, sehingga kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dapat ditingkatkan untuk menekan kasus DBD.
"Apabila kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan berkurang, maka dapat memicu perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD itu," katanya.
Wiwik menjelaskan pelatihan tersebut lebih penting dibandingkan dengan menambah jumlah jumantik, sehingga keterampilan dan kemampuan kader jumantik yang sudah ada diharapkan dapat lebih baik.
"Percuma saja kalau jumlah jumantiknya banyak, namun penanggulangan penyakit DBD tidak berjalan maksimal dan kesadaran warga untuk hidup bersih juga tidak meningkat," ujarnya.
Ia berharap kepada semua kader jumantik memberikan informasi, apabila menemukan warga yang terkena penyakit DBD tersebut, agar penanggulangan penyakit itu bisa diantisipasi dan menekan kasus kematian pasien DBD.
"Kami berharap seluruh puskesmas dan kepala desa untuk memantau kondisi dan situasi tentang penyakit DBD, serta masyarakat diharapkan dapat menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya," katanya.
Data Dinkes Probolinggo mencatat sebanyak 17.649 rumah dinyatakan positif terdapat jentik nyamuk dan rumah warga yang bebas jentik nyamuk baru mencapai 81,10 persen. Hal itu masih berada di bawah target minimal yakni 95 persen. (*)